Kamis, 24 Maret 2016

LAPORAN HIDROLISIS KARBOHIDRAT

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA
Disusun Oleh :
Nama                               : Suman Maruli Tua.M
NPM                                : E1G013068
Prodi                                : Teknologi Industri Pertanian
Kelompok                        : 1 (Satu)
Hari / jam                         : Rabu / 12:00-13:40
Tanggal                            :  3 Desember 2014
Ko-Ass                            : 1. Rohmat Fauzi
                                          2. Weka M Bangun
Dosen                              : 1. Hasan B. Daulay, Drs., MS
                                          2. Devi Silsia, Dra., M.Si
                                          3. Fitri Electrika Dewi S., STP, M.Sc
Objek Praktikum             : HIDROLISIS KARBOHIDRAT



LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar belakang
Karbohidrat sangat akrab denga kehidupan manusia karena karbohidrat merupakan sumber energi utama manusia seperti contoh pada makanan yang mengandung karbohidrat adalah pada tepung, gandum, jagung, beras, kentang, sayur-sayuran dan lain sebagainya. Pada jagung yang terdapat di Indonesia merupakan bahan pangan penting sumber karbohidrat kedua setelah beras. Di samping itu juga digunakan sebagai pakan ternak dan bahan baku industri. Kebutuhan jagung di Indonesia untuk konsumsi meningkat 5,16% per tahun, sedangkan untuk kebutuhan pakan ternak dan industri naik 10,87% per tahun.
Pada tumbuh-tumbuhan, karbohidrat yang dihasilkan merupakan cadangan makanan yang disimpan di dalam akar, batang dan biji yang sebagian besar merupakan Pati (amilum) atau selulosa. Di dalam sel, pati membentuk granula yang secara mikroskopis memiliki bentuk yang berbeda untuk setiap sumber. Pati terbagi menjadi dua fraksi yang dapat dipisahkan dengan air panas. Fraksi terlarut disebut amilosa (±20%) dengan struktur molekul linier, terdiri dari rantai unit-unit D-glukosa yang panjang digabungkan oleh ikatan α(1→4).
Pada tubuh manusia sebagian besar karbohidrat terdapat dalam bentuk glikogen yang tersimpan dalam hati dan jaringan otot. Glikogen dalam tubuh manusia berfungsi sebagai cadangan energi. Melalui mekanisme kerja hormon dan aktivitas enzim, glikogen dipecah menjadi unit-unit glukosa.

1.2    Tujuan
1.      Mengidentifikasi hasil hidrolisis sukrosa.
2.      Mengidentifikasi hasil hidrolisis amilum (pati).





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Karbohidrat memegang peranan penting dalam alam karena merupakan sumber energi utama bagi manusia dan hewan. Semua karbohidrat berasal dari tumbuh-tumbuhan. Melalui fotosintesis, klorofil tanaman dengan bantuan sinar matahari mampu membentuk karbohidrat dari karbondioksida (CO 2) berasal dari udara dan air (H2O) dari tanah. Karbohidrat yang dihasilkan adalah karbohidrat sederhana glukosa. Di samping itu dihasilkan oksigen (O 2) yang lepas di udara.Produk yang dihasilkan terutama dalam bentuk gula sederhana yang mudah larut dalam air dan mudah diangkut ke seluruh sel-sel guna penyediaan energi (Sahlan, 2007).
Pati merupakan cadangan karbohidrat pada tanaman berbentuk granula-granula tak larut yang tersusun dari dua macam molekul polisakarida yaitu amilosa dan amilopektin pada umumnya ditemukan pada umbi, akar dan biji. Gula reduksiterutama dalam bentuk glukosa diperoleh dari hidrolisis pati oleh enzim amilase yang terdapat pada kapang Rhizopus. Selain dari pati, glukosa dapat diperoleh dari hidrolisis isoflavon glikosida oleh kapang Rhizopus (Septiani, 2004).
Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup,   terutama sebagai bahan bakar (misalnya glukosa), cadangan makanan  (misalnya 
pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan) dan materi pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan kitin pada hewan dan jamur). Pada proses fotosintesis, tetumbuhan hijau mengubah karbon dioksida menjadi karbohidrat. Karbohidrat yang dibangun oleh polihdroksi dan gugus aldehid disebut dengan aldosa, sedangkan yang disusun oleh polihidroksi dan gugus keton dikenal dengan ketosa (Suhartono, 1989).





BAB III
METODOLOGI

3.1              Alat dan bahan
Alat yang di gunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:


Ø  Tabung Tabung reaksi
Ø  Penjepit tabung reaksi
Ø  Rak tabung reaksi
Ø  Pipet ukur
Ø  Sikat tabung reaksi
Ø  Alat pemanas


            Bahan yang di gunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:


Ø  Larutan sukrosa 1%
Ø  HCl Pekat
Ø  Larutan iodium
Ø  Pereaksi benedict
Ø  Pereaksi seliwanof
Ø  Pereaksi  barfoed
Ø  NaOH 0,1 M
Ø  HCl 0,1 N
Ø  Larutan amilum 1%



3.2              Cara kerja
A.  Hidrolisis Sukrosa
1.      Memasukan 5 ml sukrosa 1 % ke dalam tabung reaksi dan tambahkan 5ml HCl pekat.
2.      Mencampurkan dengan baik lalu dipanaskan dalam penangas air selama 30 menit.
3.      Setelah didinginkan, menetralkan dengan NaOH 0,1 M.
4.      Selanjutnya menguji dengan benedict.
5.      Menyimpulkan apa yang di hasilkan dari hidrolisis sukrosa.

B.  Hidrolisis Pati
1.      Memasukan ke dalam tabung reaksi 5 ml amilum 1% kemudian menambahakan 2,5 ml HCl.
2.      Mencampurkan dengan baik, lalu dipanaskan dengan penangas air mendidih.
3.      Setelah 3 menit menguji dengan iodium dengan mengambil 2 tetes larutan di tambah 2 tetes iodium dalam porselin tetes. Mecatat perubahan warna yang terjadi.
4.      Melakukan uji iodium setiap 3 menit sampai hasil berwarna kuning pucat.
           























BAB IV
HASIL PENGAMATAN
1.1  Hasil Pengamatan
A.    Hidrolisis Sukrosa
Perlakuan
Uji
Hasil Uji
5 ml sukrosa 1%
+ ml HCl pekat + Pemanasan 30 menit.

Benedict
Tidak terjadi perubahan warna, setelah penambahan benedict dan dipanaskan tetap bewarna biru
Kesimpulan : Pada uji Benedict menunjukkan bahwa tidak adanya kandungan  gula pereaksi.
B.     Hidrolisis Pati
Perlakuan
Hidrolisis
(menit)
Hasil Uji Iodium


5 ml Amilum 1%
+ 2,5 ml HCl 2N
+ Pemanasan
3
Ungu kehitaman-hitaman
6
Kuning kehitaman-hitaman
9
Kuning kehitaman-hitaman
12
Kuning kehitaman-hitaman
15
Kuning kehitaman-hitaman
18
Kuning kehitaman-hitaman
21
Kuning kehitaman
Hasil akhir dengan uji Benedict : Sampel tidak mengalami perubahan warna, hal ini disebabkan Amilum bukan gula pereduksi.

4.2 Pembahasan
Pada praktikum yang berjudul Hidrolisis Karbohidrat dengan tujuan agar praktikan dapat mengidentifikasi hasil hidrolisis sukrosa dan mengidentifikasi hasil hidrolisis amilum (pati). Hidrolisis karbohidrat adalah reaksi kima yang memecahkan molekul air menjadi kation hidrogen sehingga dapat memecahkan polimer karbohidrat. Pada percobaan ini praktikan menggunakan alat yaitu tabung reaksi, penjepit tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet ukur, sikat tabung reaksi, kertas lakmus dan alat pemanas sedangkan bahan yaitu larutan sukrosa 1%, HCl pekat, larutan iodium, pereaksi benedict, pereaksi seliwanof, pereaksi barfoed, NaOH 0,1M, HCl 0,1N serta larutan amilum tetapi pada alat yang diperlukan yaitu kertas lakmus tidak tersedia sehingga tidak dipakainya alat ini pada saat praktikum yang telah berlangsung. Praktikan melakukan percobaan dengan berkelompok sesuai kelompok yang sudah ditentukan oleh pembimbing praktikum dimana praktikum ini melakukan 2 (dua) percobaan untuk dapat menjawab tujuan dari praktikum ini.
Pada percobaan pertama yaitu Hidrolisis Sukrosa dimana praktikan memasukkan 5 ml sukrosa 1% kedalam tabung reaksi dan penambahan 5 ml HCl pekat yang kemudian praktikan mencampur dengan baik supaya larutan homogen sehingga dapat dilakukan pemanasan dalam penangas air selamat 30 menit. Setelah dilakukan pemanasan maka larutan didinginkan dan menetralkan larutan dengan NaOH 0,1M yang selanjutnya diuji dengan benedict sehingga dapat disimpulkan bahwa pada uji benedict menunjukkan bahwa tidak adanya kandungan gula pereduksi. Kesimpulan yang didapat dari percobaan ini ternyata benar karena sesuai dengan literatur yang telah saya temukan yang mengatakan “gula pereduksi adalah gula yang mempunyai kemampuan untuk mereduksi. Hal ini dikarenakan adanya gugus aldehid atau keton bebas. Senyawa-senyawa yang mengoksidasi atau bersifat reduktor adalah logam-logam indikator seperti Cu (II). Contoh gula yang termasuk dalam gula pereduksi adalah glukosa, manosa, fruktosa, laktosa, maltosa dan lain-lain. Sedangkan yang termasuk dalam gula non reduksi adalah sukrosa (Team Laboratorium Kimia UMM, 2008).
Pada percobaan kedua yaitu Hidrolisis Pati dengan memasukkan 5 ml alimunium 1% dan penambahan 2,5 ml HCl yang kemudian dilakukan pencampuran supaya larutan homogen sehingga dapat dilakukan pemanasan dalam penangas air yang mendidih. Ketika pemanasan berlangsung, maka dalam jangka waktu 3 menit  diuji dengan iodium dengan mengambil 2 tetes larutan dan penambahan 2 tetes iodium kedalam porselin tetes dengan mencatat perubahan warna yang terjadi. Hasil pengamatan yang didapat adalah pada waktu pertama pengujian yaitu pada waktu 3 menit, larutan berwarna ungu kehitaman yang selanjutnya berubah menjadi kuning kehitaman sampai pada menit ke-21 sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel yaitu Amilum (Pati) bukanlah gula pereduksi karena tidak mengalami perubahan warna. Pada literatur menyatakan “Pati sebagai komponen utama karbohidrat pada suhu tinggi dapat mengalami hidrolisis. Meningkatnya suhu akan meningkatkan kecepatan hidolisis pati. Hidrolisis pati dapat juga dipengaruhi oleh ph, konfigurasi anomerik dan ukuran cincin glukosil” (Poedjiyadi, Anna. 2006). Hasil yang didapat pada percobaan yang telah dilakukan terlihat keliru karena pada saat pemanasan tidak tercapai suhu tinggi yang dimana pada suhu tinggi pati dapat terhidrolisis.














BAB V
PENUTUP
6.1              Kesimpulan
v  Untuk mengidentifikasi hasil hidrolisis sukrosa dilakukan pada uji Benedict, indikator terkandungnya Gula Reduksi adalah dengan terbentuknya endapan berwarna merah bata.           Hal teresebut dikarenakan terbentuknya hasil reaksi berupa Cu2O berikut reaksinya :
Clipboard06
v  Untuk mengidentifikasi hasil hidrolisis amilum dapat diuji dengan iodium dan menghasilkan warna biru sampai tidak berwarna.

6.2              Saran
Saran Saya pada praktikum yang telah dilaksanakan ialah hendaknya pihak laboratorium menyediakan alat-alat yang diperlukan praktikan saat praktikum karena akan terasa sulit atau cenderung sukar ketika alat itu tidak ada sehingga kekurangan itu merugikan praktikan dan pembimbing praktikum. Seperti praktikum ini yang tidak tersedianya kertas lakmus.





DAFTAR PUSTAKA
Zulfikar. 2008. Kimia Kesehatan. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah           Kejuruan : Jakarta

Septiani Y., Purwoko T., Pangastuti A. 2004. Kadar Karbohidrat, Lemak, dan       Protein pada Tumbuh-tumbuhan. Bioteknologi : Surakarta.

Suhartono. 1989. Enzim dan Bioteknologi. Institut Pertanian Bogor : Bogor.












\





JAWABAN PERTANYAAN


1.      Apakah kegunaan uji benedict,seliwanof dan barfoed dalam pencobaan hidrolisis sukrosa ini?
Yaitu untuk membuktikan hasil warna biru kehijauan  bahwa pada uji iodium,yang awalnya tidak mempunyai warna, dengan dilakukan nya uji benedict,mka perubahan warna terjadi dengan ph1.

2.      Bagaimana cara mengetahui bahwa hidrolisi pati telah sempurna
Yaitu setlah uji benedict telah diketahui hasilnya,kemudian pada uji pati menyatukan dengan hasil perubhan tersebut apabila syarat syarat masing-masing telah lengkap dengan baik.

3.      Mengapa larutan hasil hidrolisi harus di netralkan terlebih dahulu?
Yaitu supaya uji benedict dan uji iodium dapat memenuhu syarat untuk mengji dengan kertas lakmus,dimana setelah didinginkan kemudian dicampurkan dengan 2ml hasil hidrolisis untuk mengetahui hasil diantara kedua bahan tersebut.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar