LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

Disusun Oleh :
Nama :
Suman Maruli Tua.M
NPM :
E1G013068
Prodi :
Teknologi Industri Pertanian
Kelompok :
1 (Satu)
Hari / jam :
Rabu / 12:00-13:40
Tanggal : 3 Desember 2014
Ko-Ass :
1. Rohmat Fauzi
2. Weka M Bangun
Dosen :
1. Hasan B. Daulay, Drs., MS
2. Devi Silsia, Dra., M.Si
3. Fitri Electrika Dewi S., STP, M.Sc
Objek Praktikum :
HIDROLISIS KARBOHIDRAT
LABORATORIUM
TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
2014
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Karbohidrat sangat
akrab denga kehidupan manusia karena karbohidrat merupakan sumber energi utama manusia seperti contoh pada makanan yang mengandung karbohidrat adalah pada tepung,
gandum, jagung, beras, kentang, sayur-sayuran dan lain sebagainya. Pada jagung
yang terdapat di Indonesia merupakan bahan pangan penting sumber
karbohidrat kedua setelah beras. Di samping itu juga digunakan sebagai pakan
ternak dan bahan baku industri. Kebutuhan jagung di Indonesia untuk konsumsi
meningkat 5,16% per tahun, sedangkan untuk kebutuhan pakan ternak dan industri
naik 10,87% per tahun.
Pada
tumbuh-tumbuhan, karbohidrat
yang dihasilkan merupakan cadangan makanan yang disimpan di dalam akar, batang
dan biji yang sebagian besar merupakan Pati (amilum) atau selulosa. Di dalam sel, pati membentuk granula
yang secara mikroskopis memiliki bentuk yang berbeda untuk setiap sumber. Pati
terbagi menjadi dua fraksi yang dapat dipisahkan dengan air panas. Fraksi
terlarut disebut amilosa (±20%) dengan struktur molekul linier, terdiri dari
rantai unit-unit D-glukosa yang panjang digabungkan oleh ikatan α(1→4).
Pada tubuh manusia sebagian besar
karbohidrat terdapat dalam bentuk glikogen yang tersimpan dalam hati dan
jaringan otot. Glikogen dalam tubuh manusia berfungsi sebagai cadangan
energi. Melalui mekanisme kerja hormon dan aktivitas enzim, glikogen dipecah
menjadi unit-unit glukosa.
1.2 Tujuan
1. Mengidentifikasi
hasil hidrolisis sukrosa.
2. Mengidentifikasi
hasil hidrolisis amilum (pati).
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
Karbohidrat memegang peranan penting dalam alam karena
merupakan sumber energi utama bagi manusia dan hewan. Semua karbohidrat berasal
dari tumbuh-tumbuhan. Melalui fotosintesis, klorofil tanaman dengan bantuan
sinar matahari mampu membentuk karbohidrat dari karbondioksida (CO 2) berasal
dari udara dan air (H2O) dari tanah. Karbohidrat yang dihasilkan adalah
karbohidrat sederhana glukosa. Di samping itu dihasilkan oksigen (O 2) yang
lepas di udara.Produk yang dihasilkan terutama dalam bentuk gula sederhana yang
mudah larut dalam air dan mudah diangkut ke seluruh sel-sel guna penyediaan
energi (Sahlan, 2007).
Pati merupakan cadangan karbohidrat pada tanaman berbentuk
granula-granula tak larut yang tersusun dari dua macam molekul polisakarida
yaitu amilosa dan amilopektin pada umumnya ditemukan pada umbi, akar
dan biji. Gula reduksiterutama dalam bentuk glukosa diperoleh dari hidrolisis
pati oleh enzim amilase yang terdapat pada kapang Rhizopus.
Selain dari pati, glukosa dapat diperoleh dari hidrolisis isoflavon glikosida
oleh kapang Rhizopus (Septiani, 2004).
Karbohidrat memiliki berbagai
fungsi dalam tubuh makhluk hidup, terutama sebagai bahan
bakar (misalnya glukosa),
cadangan makanan (misalnya
pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan) dan materi
pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan kitin pada hewan dan jamur). Pada proses fotosintesis, tetumbuhan hijau mengubah karbon dioksida menjadi karbohidrat.
Karbohidrat yang dibangun oleh polihdroksi dan gugus aldehid disebut dengan
aldosa, sedangkan yang disusun oleh polihidroksi dan gugus keton dikenal dengan
ketosa (Suhartono, 1989).
BAB
III
METODOLOGI
3.1
Alat dan bahan
Alat yang di gunakan dalam praktikum ini
adalah sebagai berikut:
Ø Tabung Tabung
reaksi
Ø Penjepit
tabung reaksi
Ø Rak
tabung reaksi
Ø Pipet
ukur
Ø Sikat
tabung reaksi
Ø Alat pemanas
Bahan yang
di gunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
Ø Larutan
sukrosa 1%
Ø HCl
Pekat
Ø Larutan
iodium
Ø Pereaksi
benedict
Ø Pereaksi
seliwanof
Ø Pereaksi barfoed
Ø NaOH
0,1 M
Ø HCl
0,1 N
Ø Larutan
amilum 1%
3.2
Cara kerja
A. Hidrolisis
Sukrosa
1. Memasukan 5 ml sukrosa 1 %
ke dalam tabung reaksi dan tambahkan 5ml HCl pekat.
2. Mencampurkan dengan baik
lalu dipanaskan dalam penangas
air selama 30 menit.
3. Setelah
didinginkan, menetralkan
dengan NaOH 0,1 M.
4. Selanjutnya
menguji dengan benedict.
5. Menyimpulkan apa yang di
hasilkan dari hidrolisis sukrosa.
B. Hidrolisis
Pati
1. Memasukan ke dalam tabung
reaksi 5 ml amilum 1% kemudian menambahakan
2,5 ml
HCl.
2. Mencampurkan dengan baik,
lalu dipanaskan dengan
penangas air mendidih.
3. Setelah
3 menit menguji dengan iodium dengan
mengambil 2 tetes larutan di tambah 2 tetes iodium dalam porselin tetes. Mecatat perubahan warna
yang terjadi.
4. Melakukan uji iodium
setiap 3 menit sampai hasil berwarna kuning pucat.
BAB
IV
HASIL PENGAMATAN
1.1 Hasil Pengamatan
A.
Hidrolisis Sukrosa
Perlakuan
|
Uji
|
Hasil Uji
|
5 ml sukrosa 1%
+ ml HCl pekat + Pemanasan 30 menit.
|
Benedict
|
Tidak terjadi
perubahan warna, setelah penambahan benedict dan dipanaskan tetap bewarna
biru
|
Kesimpulan : Pada uji Benedict
menunjukkan bahwa tidak adanya kandungan
gula pereaksi.
B. Hidrolisis
Pati
Perlakuan
|
Hidrolisis
(menit)
|
Hasil
Uji Iodium
|
5 ml Amilum 1%
+ 2,5 ml HCl 2N
+ Pemanasan
|
3
|
Ungu kehitaman-hitaman
|
6
|
Kuning kehitaman-hitaman
|
|
9
|
Kuning kehitaman-hitaman
|
|
12
|
Kuning kehitaman-hitaman
|
|
15
|
Kuning kehitaman-hitaman
|
|
18
|
Kuning kehitaman-hitaman
|
|
21
|
Kuning kehitaman
|
Hasil akhir dengan uji Benedict : Sampel tidak mengalami
perubahan warna, hal ini disebabkan Amilum bukan gula pereduksi.
4.2 Pembahasan
Pada praktikum yang berjudul Hidrolisis
Karbohidrat dengan tujuan agar praktikan dapat mengidentifikasi hasil
hidrolisis sukrosa dan mengidentifikasi hasil hidrolisis amilum (pati).
Hidrolisis karbohidrat adalah reaksi kima yang memecahkan molekul air menjadi
kation hidrogen sehingga dapat memecahkan polimer karbohidrat. Pada percobaan
ini praktikan menggunakan alat yaitu tabung reaksi, penjepit tabung reaksi, rak
tabung reaksi, pipet ukur, sikat tabung reaksi, kertas lakmus dan alat pemanas sedangkan
bahan yaitu larutan sukrosa 1%, HCl pekat, larutan iodium, pereaksi benedict,
pereaksi seliwanof, pereaksi barfoed, NaOH 0,1M, HCl 0,1N serta larutan amilum
tetapi pada alat yang diperlukan yaitu kertas lakmus tidak tersedia sehingga
tidak dipakainya alat ini pada saat praktikum yang telah berlangsung. Praktikan
melakukan percobaan dengan berkelompok sesuai kelompok yang sudah ditentukan
oleh pembimbing praktikum dimana praktikum ini melakukan 2 (dua) percobaan
untuk dapat menjawab tujuan dari praktikum ini.
Pada percobaan pertama yaitu Hidrolisis
Sukrosa dimana praktikan memasukkan 5 ml sukrosa 1% kedalam tabung reaksi dan
penambahan 5 ml HCl pekat yang kemudian praktikan mencampur dengan baik supaya
larutan homogen sehingga dapat dilakukan pemanasan dalam penangas air selamat
30 menit. Setelah dilakukan pemanasan maka larutan didinginkan dan menetralkan
larutan dengan NaOH 0,1M yang selanjutnya diuji dengan benedict sehingga dapat
disimpulkan bahwa pada uji benedict menunjukkan bahwa tidak adanya kandungan gula
pereduksi. Kesimpulan yang didapat dari percobaan ini ternyata benar karena
sesuai dengan literatur yang telah saya temukan yang mengatakan “gula pereduksi
adalah gula yang mempunyai kemampuan untuk mereduksi. Hal ini dikarenakan
adanya gugus aldehid atau keton bebas. Senyawa-senyawa yang mengoksidasi atau
bersifat reduktor adalah logam-logam indikator seperti Cu (II). Contoh gula
yang termasuk dalam gula pereduksi adalah glukosa, manosa, fruktosa, laktosa,
maltosa dan lain-lain. Sedangkan yang termasuk dalam gula non reduksi adalah
sukrosa (Team Laboratorium Kimia UMM, 2008).
Pada percobaan
kedua yaitu Hidrolisis Pati dengan memasukkan 5 ml alimunium 1% dan penambahan
2,5 ml HCl yang kemudian dilakukan pencampuran supaya larutan homogen sehingga
dapat dilakukan pemanasan dalam penangas air yang mendidih. Ketika pemanasan
berlangsung, maka dalam jangka waktu 3 menit
diuji dengan iodium dengan mengambil 2 tetes larutan dan penambahan 2
tetes iodium kedalam porselin tetes dengan mencatat perubahan warna yang
terjadi. Hasil pengamatan yang didapat adalah pada waktu pertama pengujian
yaitu pada waktu 3 menit, larutan berwarna ungu kehitaman yang selanjutnya
berubah menjadi kuning kehitaman sampai pada menit ke-21 sehingga dapat
disimpulkan bahwa sampel yaitu Amilum (Pati) bukanlah gula pereduksi karena
tidak mengalami perubahan warna. Pada literatur menyatakan “Pati sebagai
komponen utama karbohidrat pada suhu tinggi dapat mengalami hidrolisis.
Meningkatnya suhu akan meningkatkan kecepatan hidolisis pati. Hidrolisis pati
dapat juga dipengaruhi oleh ph, konfigurasi anomerik dan ukuran cincin
glukosil” (Poedjiyadi, Anna. 2006). Hasil yang
didapat pada percobaan yang telah dilakukan terlihat keliru karena pada saat
pemanasan tidak tercapai suhu tinggi yang dimana pada suhu tinggi pati dapat
terhidrolisis.
BAB V
PENUTUP
PENUTUP
6.1
Kesimpulan
v
Untuk mengidentifikasi hasil hidrolisis sukrosa
dilakukan pada uji Benedict, indikator terkandungnya Gula Reduksi adalah dengan
terbentuknya endapan berwarna merah bata. Hal
teresebut dikarenakan terbentuknya hasil reaksi berupa Cu2O berikut
reaksinya :
v Untuk
mengidentifikasi hasil hidrolisis amilum dapat diuji dengan iodium dan
menghasilkan warna biru sampai tidak berwarna.
6.2
Saran
Saran Saya pada praktikum yang telah dilaksanakan ialah
hendaknya pihak laboratorium menyediakan alat-alat yang diperlukan praktikan
saat praktikum karena akan terasa sulit atau cenderung sukar ketika alat itu
tidak ada sehingga kekurangan itu merugikan praktikan dan pembimbing praktikum.
Seperti praktikum ini yang tidak tersedianya kertas lakmus.
DAFTAR PUSTAKA
Zulfikar. 2008. Kimia
Kesehatan. Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan : Jakarta
Septiani
Y., Purwoko T., Pangastuti A. 2004. Kadar
Karbohidrat, Lemak, dan Protein pada Tumbuh-tumbuhan. Bioteknologi : Surakarta.
Suhartono.
1989. Enzim dan Bioteknologi. Institut Pertanian Bogor : Bogor.
\
JAWABAN
PERTANYAAN
1. Apakah
kegunaan uji benedict,seliwanof dan barfoed dalam pencobaan hidrolisis sukrosa
ini?
Yaitu
untuk membuktikan hasil warna biru kehijauan
bahwa pada uji iodium,yang awalnya tidak mempunyai warna, dengan
dilakukan nya uji benedict,mka perubahan warna terjadi dengan ph1.
2. Bagaimana
cara mengetahui bahwa hidrolisi pati telah sempurna
Yaitu
setlah uji benedict telah diketahui hasilnya,kemudian pada uji pati menyatukan
dengan hasil perubhan tersebut apabila syarat syarat masing-masing telah
lengkap dengan baik.
3. Mengapa
larutan hasil hidrolisi harus di netralkan terlebih dahulu?
Yaitu
supaya uji benedict dan uji iodium dapat memenuhu syarat untuk mengji dengan
kertas lakmus,dimana setelah didinginkan kemudian dicampurkan dengan 2ml hasil
hidrolisis untuk mengetahui hasil diantara kedua bahan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar