Kamis, 24 Maret 2016

LAPORAN REAKSI PEMBUATAN ESTER ( ERTERIFIKASI )

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

Disusun Oleh :
Nama                               : Suman Maruli Tua.M
NPM                                : E1G013068
Prodi                                : Teknologi Industri Pertanian
Kelompok                        : 1 (Satu)
Hari / jam                         : Rabu / 14:00 – 15:40
Tanggal                            :  30 April 2014
Dosen                              : Syafnil, Drs,. M.Si
Objek Praktikum             : REAKSI PEMBUATAN ESTER ( ERTERIFIKASI )




LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar belakang
Sejumlah besar senyawa dialam raya terdiri dari bahan yang menyenangkan bagi mahluk hidup terlebih manusia. Berbagai macam bunga dan buah mengandung zat-zat yang baunya enak. Berkat ilmu pengetahuan, zat-zat ini telah dapat dipisahkan, didefenisikan dan disintesis begitu banyak sehingga senyawa ini tersedia melimpah dengan harga yang layak. Senyawa-senyawa hasil sintesa yang berbau wangi, seperti aroma buah-buahan pada umumnya digolongkan kedalam senyawa ester. Reaksi esterifikasi merupakan reaksi pembentukan ester dengan reaksi langsung antara suatu asam karboksilat dengan suatu alkohol. Suatu reaksi pemadatan untuk membentuk suatu ester disebut esterifikasi. Esterifikasi dapat dikatalis oleh kehadiran ion H­+. Asam belerang sering digunakan sebagai sebagai suatu katalisator untuk reaksi ini. Pada skala industri, etil asetat di produksi dari reaksi esterifikasi antara asam asetat (CH3COOH) dan etanol (C2H5OH) dengan bantuan katalis berupa asam sulfat (H2SO4).
Alkil lkanoat/Ester adalah sebuah asam karboksilat mengandung gugus -COOH, dan pada sebuah ester hidrogen pada gugus ini digantikan dengan sebuah gugus hidrokarbon dari berbagai jenis. Gugus ini bisa berupa gugus alkil seperti metil atau etil, atau gugus yang mengandung sebuah cincin benzen seperti fenil. Ester diturunkan dari asam karboksilat dengan mengganti gugus OH dengan gugus OR (R adalah gugus alkil atau aril). Ester merupakan senyawa organik yang bersifat netral, tidak bereaksi dengan logam Na dan PCl3. Ester termasuk salah satu turunan asam karboksilat yang diperoleh dengan mereaksikan suatu asam (karboksilat) dengan alkohol atau phenol.  Rumusnya RCOOR’ dimana R dan R’ adalah gugus organik. Ester yang terdiri dari asam-asam yang berat molekul rendah dan alkohol merupakan senyawa-senyawa cair yang tidak berwarna, sedikit larut dalam air dengan bau semerbak, dan mudah menguap. Ester dari beberapa asam karboksilat dengan rantai panjang terdapat secara alamiah di dalam lemak,lilin, dan minyak. Bahan-bahan ini biasanya banyak digunakan dalam kosmetik, produk-produk rumah tangga, alat pembersih dan berbagai macam makanan. Dari keterangan diatas tentu diketahui bahwa esterifikasi sangat penting sehingga perlu diadalakannya praktikum mereaksikan pembuatan ester dan hal inilah yang melatarbelakangi diadakannya praktikum yang berjudul Reaksi Pembuatan Ester ( Esterifikasi ) ini.

1.2   Tujuan
1.      Mahasiswa mampu mensintesis beberapa macam ester.
2.      Mengetahui pengaruh konsentrasi alkohol terhadap reaksi kesetimbangan pada pembuatan ester.
3.      Mengetahui pengaruh konsentrasi asam karboksilat terhadap reaksi kesetimbangan pada pembuatan ester.
4.      Mengenal bau khas beberapa macam ester.
























BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penamaan ester hampir menyerupai dengan penamaan basa, walaupun tidak benar-benar mempunyai kation dan anion, namun memiliki kemiripan dalam sifat lebih elektropositif dan keelektronegatifan. Suatu ester dapat dibuat sebagai produk dari suatu reaksi pemadatan pada suatu asam (pada umumnya suatu asam organik) dan suatu alkohol ( atau campuran zat asam karbol). Walaupun ada cara-cara lain untuk membentuk ester. Pemadatan adalah suatu jenis reaksi kimia dimana dua molekul bekerja sama dan menghapuskan suatu molekul yang kecil, dalam hal ini dua gugus OH yang merupakan hasil eliminasi suatu molekul air ( Clark, 2002 ).
Ester dapat dibuat oleh suatu reaksi keseimbangan antara suatu alkohol dan suatu asam karbon. Ester dinamai menurut kelompok alkil dari alkohol dan kemudian alkanoat (bagian dari asam karbon). Sebagai contoh, reaksi antara metanol dan asam butir menghasilkan ester metil butir C3H7-COO-CH3 seperti halnya air. Yang paling sederhana adalah H-COO-CH3,metil metanoat. Karena ester dari asam yang lebih tinggi, alkana menyebut dengan - oat pada akhiran. Secara umum Ester dari asam berbau harum meliputi benzoat seperti metil benzoat. Reaksi esterifikasi merupakan reaksi pembentukan ester dengan reaksi langsung antara suatu asam karboksilat dengan suatu alkohol ( Fessenden, 1982 ).
Ester yang terdiri dari asam-asam yang berat molekul rendah dan alkohol merupakan senyawa-senyawa cair yang tidak berwarna, sedikit larut dalam air dengan bau semerbak, dan mudah menguap. Ester dari beberapa asam karboksilat dengan rantai panjang terdapat secara alamiah di dalam lemak,lilin, dan minyak  ( Keenan, 1980 ).
Ester dapat terhidrolisis dengan pengaruh asam membentuk alkohol danasam karboksilat. Reaksi hidrolisis tersebut merupakan kebalikan dari pengesteran. Disini senyawa karbon mengikat gugus fungsi –COOR adalah alkilalkanoat . Ester diturunkan dari alkohol dan asam karboksilat. Untuk ester turunan dari asam karboksilat paling sederhana, nama-nama tradisional digunakan, seperti formate, asetat, dan propionate ( Harold, 1983 ).




BAB III
METODOLOGI

3.1              Alat dan bahan
Alat


v  Botol Semprot
v  Gelas Piala 1000 ml dan 500 ml
v  Gelas Ukur 10 ml
v  Pipet Tetes
v  Penangas air
v  Tabung Reaksi + Rak
v  Penjepit tabung reaksi
v  Pipet volume 5 ml
v  Kompor listrik / gas
v  Kaca arloji
v  Batang pengaduk


Bahan


v  CH3COOH glasial
v  Etanol
v  Metanol
v  n - Butanol
v  H2SO4
v  Asam benzoat
v  Asam butirat
v  Aquades
v  Asam karboksilat dan alkohol ( boleh digunakan dari jenis lain



3.2              Cara kerja
3.2.1        Sintesa dan identifikasi ester
·         Memasukkan 1 ml asam asetat glasial dan 1 ml etanol kedalam tabung reaksi. Memperhatikan bau tiap-tiap zat.
·         Selanjutnya dengan hati-hati menambahkan 10 tetes asam sulfat 6 M. Mengaduk dengan sempurna.
·         Memasukkan tabung reaksi kedalam penangas air selama 10 menit. Memperhatikan terbentuknya dua lapisan, lapisan bagian atas adalah ester.
·         Memindahkan dengan hati-hati beberapa tetes lapisan atas dengan menggunakan pipet tetes kedalam kaca arloji.
·         Mencoba identifikasi dengan mencium baunya. Mirip buah apa ?. Dan membuat reaksinya untuk mengetahui ester yang terbentuk.
3.2.2    Sintesa dan identifikasi ester
Melakukan percobaan dengan menggunakan asam karboksilat dan alkohol yang lain dengan cara yang sama dengan percobaan 3.2.1. 
a.       Asam benzoat 3 ml dengan metanol 3 ml dan 15 tetes H2SO4 6 M.
b.      Asam asetat 1 ml dengan n-butanol 1 ml dan 10 tetes H2SO4 6 M.
c.       Asam butirat 1 ml dengan n-butanol 1 ml dan 10 tetes H2SO4 6 M.
3.2.3    Esterifikasi dengan alkohol berlebih
·         Menambahkan 3 ml asam karboksilat pada 3 buah tabung reaksi yang kering dan bersih
            ( jenis asam karboksilat yang digunakan akan diberi tahu oleh dosen pembimbing ).
·         Menambahkan kedalam masing-masing tabung :
            Tabung reaksi I           : 2 ml etanol.
            Tabung reaksi II          : 3 ml etanol.
            Tabung reaksi III        : 4 ml etanol.
·         Menambahkan dengan hati-hati 10 tetes asam sulfat 6 M kedalam masing-masing tabung
            dengan melakukan pengocokan agar homogen.
·         Memanaskan diatas penangas air.
·         Mengamati terbentuknya dua lapisan, lapisan atas adalah ester, mengukur ketebalan lapisan ester tersebut.
·         Membandingkan bau yang terbentuk. Zat apa saja yang ada pada masing-masing tabung.
3.2.4    Esterifikasi dengan asam berlebih
·         Menambahkan pada 3 buah tabung reaksi yang kering dan bersih :
            Tabung reaksi I           : 4 ml asam karboksilat.
            Tabung reaksi II          : 6 ml asam karboksilat.
            Tabung reaksi III        : 8 ml asam karboksilat.
·         Menambahkan pada masing-masing tabung 3 ml etanol.
·         Menambahkan dengan hati-hati 10 tetes asam sulfat 6 M pada masing-masing tabung reaksi, lalu mengocok agar larutan homogen.
·         Memanaskan pada penangas air.
·         Mengamati terbentuknya dua lapisan, lapisan diatas adalah ester, mengukur ketebalan lapisan ester tersebut.
·         Membandingkan bau yang terbentuk. Zat apa saja yang ada pada masing-masing tabung.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
3.2.1 sintetis dan identifikasi ester
No
Percobaan
Hasil pengamatan
1
Bau etanol
Bau asam asetat glasial
Bau khas etanol
Bau khas asam asetat glasial
2
Bukti telah terjadi reaksi
Terbentuk 2 lapisan ( lapisan atass merupakan ester / hasil reaksinya )
3
Bau hasil reaksi (ester)
Bau buah pisang
4
Reaksi : CH3COOH + C2H5-OH           CH3-COO-C2H5 + H2O


3.2.2 Sintesa beberapa ester
No
Percobaan
Hasil pengamatan
1
1.bau asam benzoat
2.bau asam asetat glasial
3. bau asam butirat /asam butanoat
4. bau metanol
5. bau n- butanol
Bau khas asam benzoat
Bau khas asam asetat
Bau asam yang menyengat
Bau khas metanol
Bau khas a- butanol
2
Bau hasil reaksi (ester)
1.      Asam benzoat + metanol
2.      Asam asetat + n- butanol
3.      Asam butirat + n- butanol

Bau apel
Bau per
Bau pisang
3
Reaksi dan namanya                  
v  C6H5 – COOH + CH3 – OH          C6H5 – COO – CH3 + H2O
v  CH3-COOH + C4H9 – OH           CH3-COO- C4H9  + H2O
v  C3H7-COOH + C4H9 – OH           C3H7 – COO- C4H9  + H2O


3.2.3 Esterifikasi dengan alkohol berlebih
Tabung
Volume asam (ml)
Volume alkohol(ml)
Tebal lapisan ester(mm)
Bau
1
3
2
1
Pir
2
3
3
1,5
Pir
3
3
4
2
pir

3.2.4 Esterifikasi dengan asam berlebih
Tabung
Volume asam (ml)
Volume alkohol(ml)
Tebal lapisan ester (mm)
Bau
1
4
3
35mm/3,5cm
Anggur
2
6
3
40mm/4,5 cm
Anggur
3
8
3
45mm /4,5 cm
Anggur
















BAB V
PEMBAHASAN
Reaksi esterifikasi merupakan reaksi pembentukan ester dengan reaksi langsung antara suatu asam karboksilat dengan suatu alkohol. Pada percobaan ini yaitu reaksi pembuatan ester yang bertujuan agar mahasiswa mampu mensintesis beberapa macam ester, mengetahui pengaruh konsentrasi alkohol terhadap reaksi kesetimbangan pada pembuatan ester, mengetahui pengaruh konsentrasi asam karboksilat terhadap reaksi kesetimbangan pada permukaan ester serta mampu mengenal bau khas beberapa macam ester. Pada percobaan ini praktikan menggunakan alat dan bahan yang disarankan oleh buku panduan praktikum. Alat yang digunakan oleh praktikan adalah botol semprot, gelas piala 1000 ml atau 500 ml, gelas ukur 10 ml, pipet tetes, penangas air, tabung reaksi + rak, penjepit tabung reaksi, pipet volume 5 ml, kompor listrik / gas, kaca arloji serta batang pengaduk sedangkan bahan yang digunakan praktikan adalah CH3COOH glasial, etanol, metanol, n-butanol, H2SO4, asam benzoat, asam butirat serta aquadaes. Pada praktikum ini, praktikan melakukan empat percobaan yang dikerjakan berdasarkan kelompok yang telah dibagikan dan setiap kelompok harus melakukan percobaan-percobaan yang disarankan buku panduan praktikum.
Pada percobaan yang pertama yaitu sintesa dan identifikasi ester. Pada percobaan ini, praktikan menyediakan tabung reaksi yang kemudian memasukkan 1 ml asam asetat glasial ( asam karboksilat ) dan 1 ml etanol ( alkohol ) pada tabung reaksi, pada proses kerja yang pertama ini praktikan dapat mencium bau khas dari etanol dan bau khas dari asam asetat glasial. Tabung reaksi yang telah ditetesi ditambahkan kembali 10 tetes asam sulfat 6 M yang kemudian diaduk dengan sempurna. Tabung reaksi yang telah diaduk tadi kemudian dipanaskan pada penangas air selama 10 menit dan setelah dilakukan pemanasan maka praktikan menemukan dua lapisan yang sangat terlihat jelas oleh mata telanjang dan ini membuktikan bahwa telah terjadinya reaksi. Praktikan memindahkan tabung reaksi yang telah dipanasi yang kemudian melakukan pengambilan beberapa tetes lapisan bagian atas dengan menggunakan pipet tetes kedalam kaca arloji. Pada percobaan ini, bau hasil reaksi ( ester ) adalah aroma dari buah pisang yang memiliki reaksi : CH3COOH + C2H5 – OH → CH2 – COO – C2H5 + H2O.
Pada percobaan kedua yaitu sintesa beberapa ester. Pada percobaan ini, praktikan melakukan prosedur kerja yang sama dengan percobaa pertama dimana menggunakan bahan asam karbolsilat dan alkohol. Praktikan menyediakan tiga buah tabung reaksi yang dimana masing-masing tabung reaksi ditetesi larutan yang berbeda-beda. Pada tabung reaksi pertama ditetesi asam benzoat 3 ml dengan metanol 3 ml dan 15 tetes H2SO4 6 M dan pada percobaan ini praktikan dapat mencium bau khas dari asam benzoat dan bau khas dari metanol, pada tabung reaksi kedua yang ditetesi asam asetat 1 ml dengan n-butanol 1 ml dan 10 tetes H2SO4 6 M dan pada percobaan ini juga praktikum dapat mencium bau khas dari asam asetat dan bau khas butanol sedangkan pada tabung reaksi ketiga ditetesi asam butirat 1 ml dengan n-butanol 1 ml dan 10 tetes H2SO4 6 M dan pada percobaan ini juga tetap menemukan bau khas dari asam butirat dan bau khas butanol. Setelah penambahan pada tiga buah tabung reaksi, praktikan melakukan pemanasan tabung reaksi pada penangas air dengan waktu 10 menit sehingga praktikan dapat melihat dua lapisan pada ketiga tabung eaksi yang dipanaskan. Praktikan melakukan pengambilan beberapa tetes pada lapisan atas dengan menggunakan pipet tetes kedalam kaca arloji sehingga bau hasil reaksi yang didapat adalah pada tabung reaksi pertama praktikan mencium bau buah apel, pada tabung reaksi kedua praktikan mencium bau buah pir sedangkan pada tabung reaksi ketiga praktikan dapat mencium bau buah pisang. Dengan demikian dapat ditemukan reaksi yang terjadi pada ketiga tabung reaksi. Pada tabung reaksi pertama reaksinya yaitu : C6H5 COOH + CH3 – OH → CH6H5 – COO – CH3 + H2O, pada tabung reaksi kedua reaksinya yaitu : CH3 – COOH + C4H9 – OH → CH3 – COO – C4H9 + H2O serta pada tabung reaksi ketiga reaksinya yaitu : C3H7 – COOH + C4H9 – OH → C3H7 – COO –CH4H9 + H2O.
Pada percobaan ketiga yaitu esterifikasi dengan alkohol berlebih. Pada percobaan ini, praktikan melakukan percobaan dengan menyediakan tiga buah tabung reaksi yang kering dan bersih yang dimana masing-masing ditambahkan 3 ml asam karboksilat dan pada percoban ini dosen pembimbing menyarankan agar menggunakan asam asetat ( asam karboksilat ). Setelah larutan dimasukkan pada masing-masing tabung reaksi, praktikan melakukan kembali penambahan yang dimana pada tabung reaksi pertama ditambahkan 2 ml etanol, pada tabung reaksi kedua ditambahkan 3 ml etanol sedangkan pada tabung reaksi ketiga ditambahkan 4 ml etanol. Praktikan juga melakukan penambahan kembali 10 tetes asam sulfat 6 M yang kemudian dikocok agar homogen. Setelah dilakukan penambahan maka ketiga tabung reaksi dipanaskan diatas penangas air sehingga dalam waktu lima menit praktikan sudah bisa melihat dua lapisan yang terbentuk. Praktikan melakukan pengukuran pada lapisan atas yang terbentuk pada tabung reaksi dan melakukan perbandingan bau yan terbentuk. Pada tabung reaksi pertama ketebalan lapisan ester yang terbentuk 1 mm dengan bau buah pir, pada tabung reaksi kedua ketebalan lapisan ester 1,5 mm dengan bau buah pir sedangkan pada tabung reaksi ketiga ketebalan lapisan ester 2 mm dengan bau yang sama yaitu bau buah pir.
Pada percobaan keempat yaitu esterifikasi dengan asam berlebih. Pada percobaan ini, praktikan melakukan percobaan dengan menyediakan tiga buah tabung reaksi yang kering dan bersih yang dimana masing-masing ditambahkan 3 ml etanol dan pada percoban ini dosen pembimbing menyarankan agar menggunakan asam butirat ( asam karboksilat ). Setelah larutan dimasukkan pada masing-masing tabung reaksi, praktikan melakukan kembali penambahan yang dimana pada tabung reaksi pertama ditambahkan 4 ml asam karboksilat, pada tabung reaksi kedua ditambahkan 6 ml asam karboksilat sedangkan pada tabung reaksi ketiga ditambahkan 8 ml asam karboksilat. Praktikan juga melakukan penambahan kembali 10 tetes asam sulfat 6 M yang kemudian dikocok agar homogen. Setelah dilakukan penambahan maka ketiga tabung reaksi dipanaskan diatas penangas air sehingga dalam waktu lima menit praktikan sudah bisa melihat dua lapisan yang terbentuk. Praktikan melakukan pengukuran pada lapisan atas yang terbentuk pada tabung reaksi dan melakukan perbandingan bau yan terbentuk. Pada tabung reaksi pertama ketebalan lapisan ester yang terbentuk 35 mm dengan bau buah anggur, pada tabung reaksi kedua ketebalan lapisan ester 40 mm dengan bau buah anggur sedangkan pada tabung reaksi ketiga ketebalan lapisan ester 45 mm dengan bau yang sama yaitu bau buah anggur.








BAB VI
PENUTUP
6.1              Kesimpulan
Beberapa macam ester yaitu : Etil Formiat (Rum), n-Pentil asetat  (Pisang), Isopropil asetat (Pir), n-Oktil asetat (Jerukmanis), Metil butirat (Apel), Etil butirat (Nenas), n-Propil butirat (Mangga) dan n-Pentil butirat (Jambu). Pengaruh konsentrasi alkohol yaitu sebagai katalis (zat yang dapat mempercepat jalannya reaksi). Pengaruh konsentrasi asam karbosilat yaitu sebagai katalis (zat yang dapat mempercepat jalannya reaksi). Bau khas beberapa macam ester yaitu bau buah pisang, anggur, pir dan apel.

6.2              Saran
Saran Saya pada praktikum yang telah dilaksanakan ialah hendaknya praktikan menjaga kebersihan laboratorium agar dalam pelaksanaan praktikum dapat lebih nyaman dan aman.












DAFTAR PUSTAKA
Clark . 1999. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Alkohol. Jakarta : Erlangga.
Fessenden, Joan. 1997. Dasar-Dasar Kimia Organik. Jakarta : Bina Aksara.
Harold. 1983. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat Edisi VI. Jakarta : Erlangga.
Keenan, Charles. 1999. Ilmu Kimia Untuk Universitas Edisi VI. Jakarta : Erlangga.



1 komentar: