Kamis, 24 Maret 2016

LAPORAN PEMISAHAN KASEIN DENGAN SUSU SAPI

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA
Disusun Oleh :
Nama                               : Suman Maruli Tua.M
NPM                                : E1G013068
Prodi                                : Teknologi Industri Pertanian
Kelompok                        : 1 (Satu)
Hari / jam                         : Rabu / 12:00-13:40
Tanggal                            :  19 November 2014
Ko-Ass                            : 1. Rohmat Fauzi
                                          2. Weka M Bangun
Dosen                              : 1. Hasan B. Daulay, Drs., MS
                                          2. Devi Silsia, Dra., M.Si
                                          3. Fitri Electrika Dewi S., STP, M.Sc
Objek Praktikum             : PEMISAHAN KASEIN DENGAN SUSU SAPI




LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar belakang
Protein adalah bahan makanan yang sangat penting dalam menyusun komponen-komponen sel, terutama dalam proses pertumbuhan dan perkembangan mahluk hidup karena protein menyediakan amino yang penting untuk tubuh dan digunakan sebagai pondasi untuk pembentukan otot. Protein merupakan salah satu komponen utama yang ada dalam susu. Selain susu, komponen utama lainnya yaitu air, lemak. Kadar protein yang terdapat dalam susu berkisar antara 2,8% sampai 4,0%. Protein yang terdapat dalam susu terdiri dari dua jenis, yakni kasein dan whey. Kedua proein susu ini sama-sama sumber amino esensial yang sempurna, tetapi mereka berbeda dalam satu aspek yang penting.
Protein menyediakan amino yang penting untuk tubuh dan digunakan sebagai pondasi untuk pembentukan otot, tetapi tidak semua protein sama. Protein yang terbesar dalam susu adalah kasein dan whey. Kedua protein susu ini sama-sama sumber asam amino essensial yang sempurna, tetapi mereka berbeda dalam satu aspek yang penting, whey adalah protein yang cepat dicerna dan kasein adalah protein yang lambat dicerna. 
Kasein berasal dari bahasa latin yaitu Caseine yang berasal dari kata Caesus yaitu keju. Kasein adalah zat yang digunakan sebagai stabilisator emulsi air susu. Kasein merupakan proteida fosfor yang dijumpai dalam endapan koloida air susu. Kasein merupakan hasil pengolahan susu yang larut dalam larutan alkali dan asam pekat, mengendap dalam asam lemak serta tidak larut dalam air.
            Kasein merupakan komponen protein terbesar dalam susu dan sisanya berupa whey protein. Kadar protein pada protein susu mencapai 80%. Kasein ini terdiri dari beberapa fraksi seperti alpha-casein, betha casein dan kappa-casein. Kasein merupakan salah satu komponen organic yang berlimpah dalam susu bersama lemak dan laktosa.
Kasein dapat diendapkan oleh asam, enzim rennet, dan alkohol. Selain penambahan asam, pengendapan kasein susu juga dilakukan dengan penambahan renin, yaitu suatu enzim proteolitik yang diperoleh dari induk sapi betina. oleh karena itu, susu dapat dikoagulasikan (digumpalkan) oleh asam yang terbentuk di dalam susu sebagai aktivitas dari mikroba. Kasein digunakan untuk sumber protein dalam tubuh. Sebagai suplai asam-asam amino essential.Secara komersial digunakan untuk bahan perekat, pelindung lapisan kertas, dan plastik kasein. selain itu pencernaan kasein di dalam tubuh sangat lambat, sehingga dapat mencegah penyusutan otot lebih baik daripada whey protein.

1.2    Tujuan
1.      Mengisolasi protein dari susu sapi.
2.      Menghitung rendemen dari kasein.





















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Protein menyediakan amino yang penting untuk tubuh dan digunakan sebagai pondasi untuk pembentukan otot, tetapi tidak semua protein sama. Protein yang terbesar dalam susu adalah kasein dan whey. Kedua protein susu ini sama-sama sumber asam amino essensial yang sempurna, tetapi mereka berbeda dalam satu aspek yang penting, whey adalah protein yang cepat dicerna dan kasein adalah protein yang lambat dicerna (Anna Pudjianti, 1999).
Kasein merupakan komponen protein terbesar dalam susu dan sisanya berupa whey protein. Kadar protein pada protein susu mencapai 80%. Kasein ini terdiri dari beberapa fraksi seperti alpha-casein, betha caseindan kappa-casein. Kasein merupakan salah satu komponen organic yang berlimpah dalam susu bersama lemak dan laktosa (Shiddieqy, 2004).
Kasein berasal dari bahasa latin yaitu Caseine yang berasal dari kata Caesus yaitu keju. Kasein adalah zat yang digunakan sebagai stabilisator emulsi air susu. Kasein merupakan proteida fosfor yang dijumpai dalam endapan koloida air susu. Kasein merupakan hasil pengolahan susu yang larut dalam larutan alkali dan asam pekat, mengendap dalam asam lemak serta tidak larut dalam air (Jansen Silalahi. 2006)
Kegunaan dari ammonium sulfat untuk perpisahan protein adalah untuk mempercepat dalam menghubungkan klasifikasi dari albumin dan globulin. Sodium sulfat lebih sesuai untuk memisahkan analitik dari plasma protein (Lehninger, 1982).







BAB III
METODOLOGI

3.1              Alat dan bahan
Alat yang di gunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:


v  Gelas kimia
v  Hot palte
v  Batang pengaduk
v  Thermometer
v  Corong
v  Timbangan
v  Pipet tetes



            Bahan yang di gunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:


v  Susu sapi segar
v  Asam asetat glacial
v  Etanol
v  Eter
v  Kertas saring
v  Aquades




3.2              Cara kerja       
1.      Persiapan Kertas Saring
1.      Menyiapkan selembar kertas saring
2.      Memanaskannya pada open dengan temperature 1050C.
3.      Setelah kandungan air pada kertas saring habis, memasukan kertas saring tersebut ke dalam desikator hingga mencapai suhu kamar.
4.      Menimbang kertas saring tersebut, mencatat hasilnya.
2.      Pemisahan Kasein
1.      Kedalam gelas piala memasukan 50 ml susu sapi segar, selanjutnya di panaskan sampai temperatut 400C.
2.      Menambahkan setetes demi setetes asam asetat glacial sambil mengaduknya  sehingga semua kasein mengendap.
3.      Selanjutnya suspense tersebut di dinginkan pada suhu kamar. Selanjutnya melakukan penyaringan.
4.      Hasil endapan dicuci beberapa kali dengan menggunakan aquades dan selanjutnya di tambahkan 30 ml etanol.
5.      Menguci endapan dengan menggunakan campuran etanol-eter.(1:1)
6.      Endapan yang ada pada kertas saring selanjutnya di cuci dengan eter.
7.      Kertas saring yang berisi bubuk dipindahkan ke kaca arloji dan biarkan bagian eternya menguap.
8.      Melakukan penimbangan kasein dan menghitung rendemen dari kasein tersebut.
9.      Membandingkan hasil yang diperoleh dengan jumlah kasein secara teoritis yaitu 3,5gr/100ml air susu sapi.
























BAB IV
HASIL PENGAMATAN
4.1 Hasil Pengamatan
No
Uraian
Bobot (dalam gram)
1
Bobot kertas saring mula – mula                  (a)
1,82
2
Bobot kertas saring + kasein                         (b)
10,77
3
Bobot sampel (Kasein) = (b) – (a)=              (c)
                                           

10,77-1,82 = 8,95
4
Rendaman Kasein  =  2 . (c) / 50 ml sampel
                                           
2 . 8,95 / 50 = 0,358


4.2 Pembahasan
Pada praktikum yang berjudul pemisahan kasein dari susu sapi dengan tujuan agar praktikan dapat mengisolasi protein dari susu sapi dan mampu menghitung rendemen kesain. Pada percobaan ini praktikan menggunakan alat yaitu gelas piala, hot plane, batang pengaduk, termometer, corong, timbangan dan pipet tetes sedangkan bahan yaitu susu sapi segar, asam asetat glasila, etanol, eter, kertas saring dan aquades. Praktikan melakukan percobaan dengan berkelompok dimana kelompok yang sudah ditentukan oleh pembimbing praktikum dimana praktikum melakukan dua percobaan untuk dapat menjawab tujuan dari praktikum ini.
Pada percobaan pertama yaitu persiapan kertas saring dengan menyiapkan selembar kertas kering yang kemudian dipanaskan dalam oven pada temperatur 105 C sehingga kandungan air pada kertas saring habis. Setelah dilakukan pemanasan maka kertas saring dimasukkan dalam desikator hingga mencapai suhu kamar dan ditimbang sehingga didapat berat kertas saring mula-mula 1,82 gram.
Pada percobaan kedua yaitu pemisahan kasein dengan memasukkan 50 ml susu sapi segar tetapi pada praktikum ini praktikan hanya diberikan susu instan yang telah berada dalam kemasan produk sehingga dipanaskan temperatur 40 C. Susu merupakan minuman yang bersifat asam, keasaman pada susu terutama disebabkan oleh aktivitas bakteri yang dapat mengubah laktosa menjadi asam laktat yang dikenal dengan istilah developed acidity. Perubahan laktosa menjadi asam laktat meyebabkan perubahan pada senyawa kalsium fosfat yang terdapat didalam protein, yaitu terputusnya ikatan kalsium dan senyawa fosfor (Susilorini, 2006). Setelah dipanaskan setetes demi setetes asam asetat glasial ditambahkan sambil dilakukan pengadukkan yang kemudian didinginkan pada suhu kamar dan dilakukan penyaringan. Hasil endapan dari penyaringan dicuci beberapa kali mengunakan aquades tetapi pada langkah ini praktikan menggunakan penyikat sebagai pembantu pencucian sehingga membuat kesalahan dalam pencucian yang benar. Hal yang mencolok pada percobaan kedua ini adalah jauhnya jumlah kasein yang didapat dari jumlah kasein teoritis yaitu 1,75 gram, sedangkan pada percobaan jumlah kasein yang didapat hanya 0,358 gram. Berdasarkan literatru yang menyatakan bahwa kasein akan mengendap karena memiliki kelarutan (solubility) rendah pada kondisi asam (Shiddiey, 2004). Penurunan pH susu dari kisaran normal menajdi rendah (terlalu asam) akan menyebabkan perubahan bentuk susunan komponennya. Derajat keasaman (pH) susu menurun akibat terputusnya fosfat koloidal dan berkurangnya ikatan antara kation dengan protein. Dalam penambahan asam ini kondisi keasaman haruslah diperhatikan karena apabila kondisi terlalu asam bisa terjadi Denaturasi Protein yaitu proses rusaknya struktur protein karena lingkungan, salah satunya pH serta kesalahan pada susu yang sudah tidak segar lagi yang membuat rendemen menjadi sangat bedah jauh.  Ukuran kualitas susu secara kimiawi dapat ditunjukkan oleh komposisi yang dikandung didalamnya, yaitu protein, lemak, dan laktosa. Pengujian kualitas susu pada hasil dari peternak sapi sebelum dilakukan pengolahan lebih lanjut pada pabrik susu perlu dilakukan. Oleh karena itu dibutuhkan teknologi untuk pengujian tersebut. Sementara ini untuk menentukan kandungan-kandungan susu tersebut pada kebanyakan koperasi susu di seluruh Indonesia masih dilakukan dengan cara konvensional, contohnya seperti metode Kjeldahl untuk pengujian kadar protein susu secara kimiawi, yaitu dengan 4 tahap perlakuan yaitu tahap destruksi, destilasi, titrasi, serta konversi. Hal ini akan membutuhkan banyak waktu, biaya dan energi yang tidak sedikit. Dengan suatu peralatan spektroskopi inframerah kesulitan-kesulitan tersebut dapat ditanggulangi. Hanya dengan menyediakan sedikit sampel susu (sekitar 5 cc) yang diletakkan pada tempat kaca, kemudian ditunggu proses beberapa saat (sekitar 2 menit) pada peralatan spektroskopi tersebut maka besarnya komposisi susu tersebut dapat diketahui. Keunggulan peralatan yang akan peneliti rencanakan tersebut, yaitu dapat dipergunakan dengan sangat praktis, akurat, cepat, dan murah (Suseno, 2008).















BAB V
PENUTUP
6.1              Kesimpulan
v  Mengisolasi protein dari susu sapi dilakukan dengan memberikan larutan asam setelah itu gumpalan kasein kembali disuspensikan dengan eter. Fungsi eter disini adalah untuk mengikat sisa etanol yang mungkin masih menempel. Eter digunakan karena sifat eter yang sangat mudah menguap. Dari percobaan diperoleh gumpalan kasein yang berwarna putih agak kekuningan.
v   maka rendemen pada percobaan yang telah dilakukan adalah 0,385 gram.

6.2              Saran
Saran Saya pada praktikum yang telah dilaksanakan ialah hendaknya pihak laboratorium menyediakan alat-alat yang diperlukan praktikan saat praktikum karena akan terasa sulit atau cenderung sukar ketika alat itu tidak ada sehingga kekurangan itu merugikan praktikan dan pembimbing praktikum. Seperti praktikum ini yang tidak tersedianya kertas lakmus merah yang membuat praktikan sukar untuk menentukan hasil dari percobaan yang telah dilakukan praktikan.







DAFTAR PUSTAKA
Lehninger. 1995. Dasar-dasar Biokimia jilid I. Erlangga : Jakarta.
Pudjianti, Anna. 1999. Dasar-Dasar Biokimia. UI Press : Jakarta.
Shiddieqy. 2004. Biokimia Untuk Universitas. UI Prees : Jakarta.
Silalahi, Jansen. 2006. Makanan Fungsional. Kanisius : Jogjakarta.
















JAWABAN PERTANYAAN
1.      Jelaskan prinsip pemisahan kasein ?
2.      Jelaskan tujuan pencucian dengan etanol dan eter dari endapan kasein yang diperoleh tersebut?
3.      Faktor apa yang mempengaruhi rendemen kasein?
Jawab :
1.      Prinsip pemisahan kasein: Pemisahan kasein menggunakan prinsip pemanasan, kasein dapat mengendapkan oleh asam, enzim rennet, dan alcohol. Selain penambahan asam, pengendapan kasein susu juga dilakukan dengan penambahann rennin, yaitu suatu enzim proteolitik yang diperoleh dari induk sapi betina. Selain itu sentrifugasi pada susu dapat pula digunakan untuk memisahkan kasein.

2.      Tujuan pencucian dengan etanol dan eter dari endapan kasein yang diperoleh yaitu etanol berfungsi untuk membersihkan atau memurnikan  kasein dari asam asetat glacial atau komponen susu lain, sedangkan eter bertujuan untuk menguapkan etanol dari kasein yang telah di endapkan.


3.      Banyaknya penambahan asam asetat glacial, dan Lamanya penguapan etanol.

1 komentar: