LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

Disusun Oleh :
Nama :
Suman Maruli Tua.M
NPM :
E1G013068
Prodi :
Teknologi Industri Pertanian
Kelompok :
1 (Satu)
Hari / jam :
Rabu / 12:00-13:40
Tanggal : 10 Desember 2014
Ko-Ass :
1. Rohmat Fauzi
2. Weka M Bangun
Dosen :
1. Hasan B. Daulay, Drs., MS
2. Devi Silsia, Dra., M.Si
3. Fitri Electrika Dewi S., STP, M.Sc
Objek Praktikum :
IDENTIFIKASI ASAM AMINO DAN PROTEIN
LABORATORIUM
TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
2014
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Protein merupakan komponen utama dalam semua sel hidup, baik tumbuhan
maupun hewan. Pada sebagian besar jaringan tubuh, protein merupakan komponen
terbesar setelah air. Beberapa fungsi protein
adalah sebagai katalisator (enzim), pengangkut dan penyimpanan, penyebab
gerakan, pendukung sistem kekebalan, pembentuk dan transmisi implus saraf,
pengontrol pertumbuhan dan deferensasi, pendukung kekuatan struktural, dan
lain-lain. Protein ini disusun oleh asam-asam
amino yang juga mempunyai peranan
penting dalam metabolisme zat hidup.
Asam amino merupakan
senyawa yang memiliki gugus fungsi amino (- NH2) dan asam
karboksilat (-COOH) pada molekul yang sama. Asam amino merupakan monomer yang menyusun polimer-polimer
pada protein. Asam
amino dapat mengalami proses hidrilisis yang menghasilkan hidrolisat protein. Hidrolisat protein didefinisikan sebagai protein yang
mengalami degradasi hidrolitik dengan
asam atau basa kuat dengan hasil akhir berupa campuran beberapa hasil. Fungsi Hidrolisat Protein dapat sebagai
penyedap atau sebagai intermedia untuk
isolasi dan memperoleh asam amino secara individu atau dapat pula untuk
pengobatan yaitu sebagai diet
untuk penderita pencernaan.
Seperti yang telah kita
ketahui sebelumnya bahwa secara umum ada tiga gugus yang reaktif pada asam
amino yaitu gugus karboksil, gugus amino, dan gugus rantai samping. Ketiga gugus ini dapat
diidentifikasi melalui uji spesifik, diantaranya adalah dengan melalui tes
ninhydrin, dan sebagainya. Akan
tetapi, selain uji spesifik berdasarkan ciri khas reaksi kimianya, asam amino
dapat pula diidentifikasi bahkan dipisahkan dengan beberapa metode. Berdasarkan teori
inilah, maka melakukan percobaan
ini untuk mengaplikasikan, membuktikan dan menguji kebenaran dari teori
tersebut agar dapat lebih mudah untuk dipahami dan dipelajari.
1.2 Tujuan
·
Mengetahui
unsur-unsur utama penyusun protein.
·
Membuktikan adanya
molekul-molekul peptida dari protein.
·
Membuktikan adanya
asam amino bebas pada protein.
·
Membuktikan adanya
asam amino tirosin, triptofan atau fenil alanin yang terdapat dalam protein.
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
Protein adalah
makromolekul yang paling berlimpah di dalam sel hidup dan merupakan 50% atau
lebih berat kering sel. Protein ditemukan dalam semua sel dan semua bagian sel.
Protein juga amat bervariasi, ratusan jenis yang berbeda dapat ditemukan dalam
satu sel. Semua protein, baik yang berasal dari bakteri yang paling tua atau
yang berasal dari bentuk kehidupan tertinggi, dibangun dari rangkaian dasar
yang sama dari 20 jenis asam amino yang berikatan kovalen dalam urutan yang
khas. Karena
masing-masing asam amino mempunyai rantai samping yang khusus, yang memberikan
sifat kimia masing-masing individu, kelompok 20 molekul unit pembangun ini
dapat dianggap sebagai abjad struktur protein.Yang paling istimewa adalah bahwa
sel dapat merangkai ke-20 asam amino dalam berbagai kombinasi dan urutan,
menghasilkan peptida dan protein yang mempunyai sifat-sifat dan aktivitas
berbeda.Dari unit pembangun ini organisme yang berbeda dapat membuat
produk-produk yang demikian bervariasi, seperti enzim, hormon, lensa protein pada
mata, bulu ayam, jaring laba-laba, dan sebagainya (Lehninger, 1988).
Asam amino adalah asam karboksilat yang
mempunyai gugus amino. Asam amino yang terdapat sebagai komponen protein
mempunyai gugus –NH2 pada atom
karbon α dari posisi gugus –COOH. Dari rumus umum tersebut dapat dilihat bahwa
atom karbon α ialah atom karbon asimetrik, kecuali bila R ialah atom H. Oleh
karena itu asam amino juga memiliki sifat memutar bidang cahaya terpolarisasi
atau aktivitas optik. Rumus molekul dapat digambarkan dengan model bola atau
batang dengan rumus proyeksi Fischer. Oleh karena atom karbon itu asimetrik,
maka molekul asam amino mempunyai dua konfigurasi D dan L. Hal ini dapat
dibandingkan dengan konfigurasi molekul monosakarida (Poedjiadi, 1994).
Ninhidrin merupakan reagen yang berguna untuk
mendeteksi asam amino dan menetapkan
konsentrasinya dalam larutan.Senyawa ini merupakan hidrat dari triketon siklik,
dan bila bereaksi dengan asam amino, menghasilkan zat warna ungu (Hart, 2003).
BAB
III
METODOLOGI
3.1
Alat dan bahan
Alat :
o Tabung
reaksi
o Penjepit
tabung reaksi.
o Rak
tabung reaksi
o Cawan
porselen
o Gelas
obyek
o Alat
pemanas
o Pipet
tetes
o Sikat
tabung reaksi
o Labu
ukur
Bahan
:
o Larutan
NaOH 10%
o Larutan
CuSO4 0,5%
o Pereaksi
ninhidrin 0,1%
o HNO3
o Pereaksi
millon
o Pb-asetat
5%
o HCl
pekat
o Sampel(albumin
telur, kasein, ekstrak daging, ekstrak kacang hijau)
3.2
Cara kerja
A.
Uji adanya unsur C, H, dan O
1. Memasukkan 1 ml albumin telur
ke dalam cawan porselin.
2. Meletakan kaca obyek
diatasnya, kemudian memanaskannya.
3. Memperhatikan adanya
pengembuan pada gelas obyek, yang
menunjukan adanya hidrogen
(H) dan oksigen (O).
4. Mengambil gelas obyek, lalu mengamati bau yang terjadi.
Bila tercium bau rambut terbakar, berarti mengandung unsur Nitrogen (N).
5. Bila
terjadi pengarangan, berarti ada atom karbon (C).
6. Mengulangi percobaan dengan
menggunakan sampel lain.
B. Uji adanya atom N
1. Memasukkan 1 ml larutan
alnumin telur ke dalam tabung eaksi.
2. Menambahkan 1 ml NaOH 10%
kemudian panaskan.
3. Memperhatikan bau ammonia
yang terjadi.
4. Terbentuknya
bau amonia dan kertas lakmus merah berubah menjadi biru menunjukan adanya N.
5. Mengulangi percobaan dengan
menggunakan sampel yang lain.
C. Uji adanya atom
S
1.
Memasukkan 1 ml
larutan alnumin telur ke dalam tabung reaksi.
2.
Menambahkan 1 ml
NaOH 10 %, kemudian memanaskannya.
3.
Menambahkan 4 tetes
larutan Pb-asetat 5 %.
4.
Bila larutan
menghitam, berarti PbS terbentuk. Kemudian menambahkan 4 tetes HCl pekat dengan
hati-hati.
5.
Memperhatikan bau khas
belerang dari belerang yang teroksidasi.
6.
Mengulangi
percobaan menggunakan sampel yang lain.
D.
Uji biuret
1. Menyediakan 4 tabung reaksi
yang bersih, lalu
masing-masing diisi dengan
larutan albumin, kasein ekstrak daging dan ekstrak kacang hijau sebanyak 2 ml.
2. Menambahkan pada setiap
tabung 1ml NaOH 10% dan 3 tetes CuSO4 0,5%
3. Mencampur dengan baik.
4. Mengamati perubahan yang
terjadi.
E.
Uji ninhidrin
1. Menyediakan 4 tabung reaksi
yang bersih, lalu masing-masing diisi dengan
larutan albumin, kasein, ekstrak daging dan ekstrak kacang hijau sebanyak 2ml.
2. Menambahkan pada setiap
tabung 5 tetes pada pereaksi ninhidrin.
3. Kemudian
memanaskannya diatas penangas air
hingga mendidih selama 5 menit.
4. Mengamati perubahan warna
yang terjadi.
F. Uji Xanoprotein
1. Menyediakan 4 tabung reaksi
yang bersih, lalu masing-masing diisi dengan larutan albumin,
kasein, ekstrak daging, dan ekstrak kacang hijau sebanyak 2 ml.
2. Menambahkannya pada setiap tabung 1
ml HNO3 pekat. Memperhatikan
adanya endapan putih yang terbentuk.
3. Kemudian
memanaskannya selama 1 menit dan mengamati terbentuknya warna kuning.
4. Selanjutnya mendinginkannya dibawah air
kran, lalu menambahkan
NaOH 10% setetes demi setetes melalui dinding tabung hingga terbentuk lapisan.
5. Memperhatikan perubahan
warna yang terjadi. Reaksi positif bila pada perbatasan antara protein dan NaOH
terbentuk warna jingga.
G.
Uji Millon
1. Menyediakan 4 tabung reaksi yang bersih, lalu
masing-masing diisi
dengan larutan albumin, kasein, ekstrak daging, ekstrak kacang hijau sebanyak 2
ml.
2. Menambahkan pada setiap
tabung 1 ml
pereaksi millon.
3. Kemudian
memanaskan campuran ini, mungkin
terbentuk endapan kuning.
4. Selanjutnya
mendinginkannya dibawah air kran, lalu
menambahkan 1 tetes
larutan NaNO 2
1%.
5. Memanaskan lagi endapan
atau larutannya akan menjadi merah.
BAB
IV
HASIL PENGAMATAN
4.1 Hasil Pengamatan
A. Uji
Adanya Unsur C,H,O
NO
|
Zat
Uji
|
Hasil
Pengamatan(+/-)
|
||
Pengembunan
(H
dan O)
|
Pengarangan
(C)
|
Bau
rambut terbakar (N)
|
||
1
|
Susu / Kasein
|
+
|
-
|
-
|
2
|
Putih Telur
|
+
|
-
|
-
|
3
|
Ekstrak Kacang Hijau
|
+
|
+
|
+
|
4
|
Kaldu Ayam
|
+
|
-
|
-
|
B. Uji
Adanya Atom N
NO
|
Zat
Uji
|
Hasil
pengamatan (+/-)
|
Bau
amoniak (N)
|
||
1
|
Susu / Kasein
|
+
|
2
|
Putih Telur
|
+
|
3
|
Ekstrak Kacang Hijau
|
+
|
4
|
Kaldu Ayam
|
-
|
C. Uji Adanya Atom S
No
|
Zat Uji
|
Hasil
Pengamatan
|
|
PbS
|
Belerang (S)
|
||
1
|
Susu / Kasein
|
+
|
+
|
2
|
Putih Telur
|
+
|
+
|
3
|
Ektrak Kacang
Hijau
|
-
|
+
|
4
|
Kaldu Ayam
|
-
|
-
|
D. Uji
Adanya Biuret
NO
|
Zat
Uji
|
Hasil
uji biuret
|
Polipeptida
|
1
|
Susu / Kasein
|
Terbentuk warna ungu
|
+
|
2
|
Putih Telur
|
Terjadinya perubahan warna setelah ditambah NaOH 10 % dan 3 tetes CuSO4
0,5 %
|
+
|
3
|
Ekstrak Kacang Hijau
|
Tidak berubah warna ungu tetapi warna coklat
|
-
|
4
|
Kaldu Ayam
|
Tidak mengandung protein, karena tidak mengalami perubahan warna
|
-
|
E. Uji
Ninhidrin
NO
|
Zat
Uji
|
Hasil
uji ninhidrin
|
Asam
amino bebas
|
1
|
Susu / Kasein
|
Terbentuk warna biru
|
+
|
2
|
Putih Telur
|
Dipanaskan ada endapan biru ke ungu dan setelah
ditambah 5 tetes peraksi Ninhidrin
|
+
|
3
|
Ektrak Kacang Hijau
|
Menghasilkan warna kuning setelah dipanaskan
|
+
|
4
|
Kaldu Ayam
|
Warna kaldu berubah menjadi jingga, tidak mengandung
protein
|
-
|
F. Uji
Xanoprotein
NO
|
Zat
Uji
|
Hasil
uji Xanoprotein
|
Tirosin/triptofan/fenil
alanine (+/-)
|
1
|
Susu / Kasein
|
Terbentuknya warna jingga, antara protein dan NaOH
|
+
|
2
|
Putih Telur
|
Adanya endapan putih yang dipanaskan berubah menjadi
warna jingga dan kembali kuning setelah ditetesi NaOH 10 %
|
+
|
3
|
Ektark Kacang Hijau
|
Terbentuk warna kuning, ada endapan putih dan berubah
warna jingga setelah ditetesi NaOH 10 %
|
+
|
4
|
Kaldu Ayam
|
Tidak ada endapan putih, dipanaskan warna berubah
menjadi kuning dan berubah warna jingga setelah ditetesi NaOH 10 %
|
-
|
G. Uji
Millon
NO
|
Zat
Uji
|
Hasil
uji millon
|
Tirosin.triptofan
(+/-)
|
1
|
Susu / Kasein
|
Terbentuknya endapan atau larutan bewarna merah
|
+
|
2
|
Putih Telur
|
Peraksi millon terdapat endapan kuning dan warna
berubah menjadi merah ketika ditetesi NaNO2
|
+
|
3
|
Ekstak Kacang Hijau
|
Dipanaskan ada endapan kuning dan berubah warna merah
ketika ditetesi NaNO2
|
+
|
4
|
Kaldu Ayam
|
Dipanaskan tidak ada endapan kuning dan berubah warna merah
ketika ditetesi NaNO2
|
-
|
4.2 Pembahasan
Protein
merupakan komponen utama dalam semua sel hidup baik tumbuhan maupun hewan. Pada
praktikum yang berjudul Identifikasi Asam Amino dan Protein dengan tujuan agar
praktikan mengetahui unsur-unsur utama penyusun protein, mampu membuktikan
adanya molekul-molekul peptid, asam amino bebas, asam amino tirosin, triptofan
atau fenil alanin pada protein. Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah
tabung reaksi, penjepit tabung reaksi, rak tabung reaksi, cawan porselin, gelas
objek, alas pemanas, pipet tetes, sikat tabung peraksi serta labu ukur
sedangkan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah larutan NaOH 10 %,
larutan CuSO4 0,5 %, pereaksi ninhidrin 0,1 %, HNO3,
pereaksi millon, Pb-asetat 5 %, HCl pekat, sampel ( susu / kasein, putih telur,
ekstrak kacang hijau, kaldu ayam). Reaksi warna protein terdapat empat yaitu:
reaksi biuret (ungu), reaksi xhantoprotein (kuning), reaksi ninhidrin (biru),
reaksi millon (endapan putih) sedangkan pelaksanaan percobaan untuk mencapai
tujuan terbagi menjadi enam yaitu: uji adanya unsur C,H dan O, uji adanya N,
ujia adanya atom S, Uji biuret, uji ninhidrin, uji xhantoprotein dan uji
millon. Praktikan melakukan setiap uji percobaan dengan mengunakan satu sampel
yang dibagi sesuai pembagian yang diberikan oleh pembimbing praktikum sehingga
setelah uji percobaan dilakukan maka praktikan melakukan pertukaran data sesuai
sampel yang diuji oleh masing-masing kelompok.
Pada
percobaan pertama yaitu menguji adanya unsur C, H dan O pada keempat sampel
dengan memasukkan albumin telur kedalam cawan porselin dan meletakkan kaca
objek pada bagian atas untuk dilakukan pemanasan. Pada keempat sampel ternyata
mengandung Hidrogen (H) dan Oksigen (O), lalu praktikan mengambil gelas objek dan
hanya pada sampel ekstak kacang hijau terdapat bau rambut terbakar yang berarti
sampel ini mengandung Nitrogen (N). Pada sampel yang mengandung Nitrogen ini
terjadi juga pengarangan yang berarti menunjukkan bahwa sampel mengandung unsur
Karbon (C). Hasil yang kami dapatkan pada percobaan
ini sesuai dengan yang ada di literature.
Pada
percobaan kedua yaitu uji adanya unsur N pada keempat sampel dengan memasukkan
1 ml alnumin telur kedalam tabung reaksi dan menambahkan 1 ml NaOH 10 % untuk
dilakukan pemanasan. Pada percobaan ini terdapat kekurangan alat yaitu kertas
lakmus merah yang dimana dipergunakan untuk menguji uap yang teah dipanaskan
tadi, sehingga praktikan hanya melakukan pengujian melalui indra penciuman
dengan memperhatikan bau amoniak (N) yang terbentuk sehingga dalam percobaan
ini hanya sampel kaldu ayam yang tidak tercium adanya bau amoniak (N) dan
secara keseluruhan dari keempat sampel adalah mengandung atom N kecuali pada
sampel kaldu ayam. Hasil yang kami dapatkan pada
percobaan ini sesuai dengan yang ada di literature.
Pada
percobaan ketiga yaitu uji adanya atom S pada keempat sampel dengan memasukkan
1 ml larutan alnumin telur kedalam tabung reaksi dan menambahkan 1 ml NaOH 10 %
untuk dilakukan pemanasan. Pada pemanasan dilakukan penambahan 4 tetes larutan
Pb-asetat 5 % sehingga larutan pada sampel susu / kasein dan putih telur
menjadi menghitam yang berarti terbentuk PbS dan setelah penambahan 4 tetes HCl
pekat maka terbentuk bau khas belerang pada sampel susu / kasein, putih telur,
dan ekstrak kacang hijau sehingga secara keseluruhan pada keempat sampel
mengandung atom S kecuali pada sampel kaldu ayam. Hasil
yang kami dapatkan pada percobaan ini sesuai dengan yang ada di literature.
Pada
percobaan keempat yaitu uji biuret pada keempat sampel dengan memasukkan
larutan albumin, kasein, ekstrak kacang hijau serta kaldu ayam pada 4 tabung
reaksi bersih dan menambahkan pada setiap tabung reaksi 1 ml NaOH 10 % serta 3
tetes CuSO4 0,5 % yang kemudian mencampurnya dengan merata. Pada
percobaan ini, sampel susu / kasein dan putih telur terdapat polipeptida
sedangkan pada sampel ekstrak kacang hijau dan kaldu ayam tidak terjadi
perubahan warna. Hasil yang kami dapatkan pada
percobaan ini sesuai dengan yang ada di literature.
Pada
percobaan kelima yaitu uji ninhidrin pada keempat sampel dengan memasukkan
luratan albumin, kasein, ekstrak kacang hijau serta kaldu ayam sebanyak 2 ml
pada 4 tabung reaksi bersih dan menambahkan 5 tetes pereaksi ninhidrin disetiap
tabung. Pemanasan dilakukan diatas air hingga mendidih selama 5 menit dan
ternyata pada hasil ninhidrin yang didapat menunjukkan bahwa pada sampel kaldu
ayam tidak terdapat asam amino bebas sehingga secara keseluruhan pada keempat
sampel mengandung asam amino bebas kecuali apada sampel kaldu ayam. Hasil
yang kami dapatkan pada percobaan ini sesuai dengan yang ada di literature.
Pada
percobaan keenam yaitu uji xhantoprotein pada keempat sampel dengan memasukkan
larutan albumin, kasein, ekstrak kacang hijau serta kaldu ayam sebanyak 2 ml
kedalam 4 tabung reaksi bersih dan menambahkan 5 tetes pereaksi ninhidrin pada
setiap tabung reaksi. Pemanasan dilakukan diatas penangas air hingga mendidih
selama lima menit dan ternyata pada hasil uji xhantoprotein yang didapat
menunjukkan bahwa pada sampel kaldu ayam tidak terdapat tirosin/ triptifon/
fenil alanin sehingga secara keseluruhan pada keempat sampel mengandung
tirosin/ triptifon/ fenil alanin kecuali pada sampel kaldu ayam. Hasil
yang kami dapatkan pada percobaan ini sesuai dengan yang ada di literature.
Pada
percobaan ketujuh yaitu uji millon pada keempat sampel dengan memasukkan
larutan albumin, kasein, ekstrak kacang hijau serta kaldu ayam sebanyak 2 ml
kedalam 4 tabung reaksi bersih dan menambahkan 1 ml pereaksi millon pada setiap
tabung. Pemanasan dilakukan sehingga membentuk endapan kuning sehingga
dilakukan pendinginan dibawah kran air dan penambahan 1 tetes larutan NaNO2
1 % yang kemudian dipanaskan lagi sehingga larutan menjadi merah kecuali pada
kaldu ayam. Pada percobaan ini secara keselurahan sampel mengandung torofin,
tirftofan kecuali pada sampel kaldu ayam. Hasil
yang kami dapatkan pada percobaan ini sesuai dengan yang ada di literature.
Pada
setiap percobaan dapat disimpulkan bahwa percobaan yang dilakukan praktikan
mendapatkan hasil yang sesuai atau benar karena sesuai dengan hasil yang ada
pada literature-literature yang menjadi panduan panduan bagi praktikan.
BAB V
PENUTUP
PENUTUP
6.1
Kesimpulan
Ø Unsur-unsur utama penyusun protein adalah unsur Karbon,
Hidrogen, Oksigen dan Nitrogen.
Ø Adanya molekul-molekul peptida dari protein dapat
ditemukan pada percobaan uji biuret yang dimana pada sampel susu / kasein,
putih telur dan ekstrak kacang hijau terdapat molekul-molekul tersebut.
Ø Adanya asam amino bebas pada protein dapat ditemukan pada
percobaan uji ninhidrin yang dimana pada sampel susu / kasein, putih telur dan
ekstrak kacang hijau terdapat asam amino bebas tersebut.
Ø Adanya asam amino tirosin, triptifan atau fenil alanin
dapat ditemukan pada percobaan uji xhantoprotein yang dimana pada sampel susu /
kasein, putih telur dan ekstrak kacang hijau terdapat asam amino tirosin dan
triptofan tersebut.
6.2
Saran
Saran Saya pada praktikum yang telah dilaksanakan ialah
hendaknya pihak laboratorium menyediakan alat-alat yang diperlukan praktikan
saat praktikum karena akan terasa sulit atau cenderung sukar ketika alat itu
tidak ada sehingga kekurangan itu merugikan praktikan dan pembimbing praktikum.
Seperti praktikum ini yang tidak tersedianya kertas lakmus merah yang membuat
praktikan sukar untuk menentukan hasil dari percobaan yang telah dilakukan
praktikan.
DAFTAR PUSTAKA
Hart. 2003. Kimia Organik Edisi Kesebelas, diterjemahkan oleh Suminar Setiati Achmadi. Erlangga : Jakarta.
Lehninger. 1995. Dasar-dasar Biokimia jilid I, diterjemahkan
oleh Maggy Thenawidjaya. Erlangga : Jakarta.
Poedjiadi. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Universitas
Indonesia Press : Jakarta.
JAWABAN PERTANYAAN
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan :
A. asam amino alfa :
Asam amino adalah sembarang senyawa
organik yang memiliki gugus fungsional karboksil (-COOH) dan amina (biasanya
-NH2). Dalam biokimia seringkali pengertiannya dipersempit: keduanya terikat
pada satu atom karbon (C) yang sama (disebut atom C "alfa" atau α).
B.
Ikatan Peptida :
Ikatan peptida merupakan ikatan
yang terbentuk ketika atom karbon pada gugus karboksil suatu molekul berbagi
elektron dengan atom nitrogen pada gugus amina molekul lainnya.Reaksi yang
terjadi merupakan reaksi kondensasi, hal ini ditandai dengan lepasnya molekul
air ketika reaksi berlangsung.Hasil dari ikatan ini merupakan ikatan CO-NH, dan
menghasilkan molekul yang disebut amida.Ikatan peptida ini dapat menyerap panjang
gelombang 190-230 nm.
2.
Jelaskan perbedaan polipeptida dengan protein!
Polipeptida merupakan rangkaian
asam amino .Polipeptida dibentuk menjadi protein structural dan fungsional sel.
Sedangkan protein adalah komponenen utama semua sel hidup
yang berfungsi sebgai pembentuk struktur sel yang menghasilkan hormon, enzim
dam lain-lain.
3. Apakah reaksi ninhidrin dapat di gunakan
untuk menentukan asam amino secara kuantitas?
ya, karna pemanasan dengan ninhidrin berlebih
akan menghasilkan produk bewarna ungu pada semua asam amino yang mempunyai
gugus a- amino bebas.
4. Tulis klasifikasi asam amino beserta
contohnya?
Diklasifikasikan berdasar gugus R (rantai
samping).
·
Asam amino non
polar (Glisin, alanin, valin, leusin,
isoleusin dan prolin)
·
Asam amino polar (Serin , threonin, sistein, metionin, asparagin, glutamin)
·
Asam amino aromatik (Fenilalanin, tirosin dan
triptofan )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar