LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

Disusun Oleh :
Nama :
Suman Maruli Tua.M
NPM :
E1G013068
Prodi :
Teknologi Industri Pertanian
Kelompok :
1 (Satu)
Hari / jam :
Rabu / 14:00 –
15:40
Tanggal : 07 Mei 2014
Dosen :
Syafnil, Drs,. M.Si
Objek Praktikum :
UJI MOLEKUL KIMIA HAYATI
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2014
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dalam kehidupan kita
sehari-hari tentu tidak bisa lepas dari makanan-makanan yang kita konsumsi. Karbohidrat dan protein adalah asupan yang setiap hari masuk paling banyak kedalam tubuh Kita. Tanpa
karbohidrat maupun protein kita bisa saja hidup, tetapi asupan gizi bagi diri
kita sangatlah kurang. Nasi, tepung dan singkong merupakan beberapa macam dari sekian banyak macam
karbohidrat di muka bumi ini. Telur, daging dan susu juga
sama merupakan beberapa macam dari sekian banyak macam protein di muka bumi
ini. Bidang karbohidrat sangat luas yang dapat disederhanakan melalui
pengelompokan kedalam tiga golongan yaitu monosakarida, disakarida dan
polisakarida. Ada beberapa reaksi yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi adanya
senyawa karbohidrat. Kebanyakan reaksi pengenalan karbohidrat dilakukan dengan
adanya larutan pekat dari asam kuat. Asam ini dapat menyebabkan terjadinya
hidrolisis beberapa polisakarida dan asam kuat juga dapat bereaksi dengan
larutan yang mengandung monosakarida menghasilkan furfural dan turunannya.
Protein adalah gabungan dari asam-asam amino melalui ikatan peptida. Protein
terdapat dalam semua jaringan hidup baik hewan maupun tumbuhan. Untuk
mengetahui terdapatnya protein pada bahan makanan adalah dengan melakukan uji
freaksi warna seperti uji buret, xantoprotein, millon, ninhidrin dan uji
sakaguchi.
Bagi orang awam mungkin saja mereka tidak mengetahui asupan apa yang mereka makan setiap hari, sehingga sering ditemukannya dikalangan
masyarakat yang tidak mengetahui tentang karbohidrat, protein dan vitamin. Maka dari
itu dengan adanya praktikum kimia yang membahas Uji molekul kimia hayati, Kita yang sebelumnya tidak tahu akan menjadi tahu dan yang tahu menjadi lebih tahu tentang kandungan yang terdapat dalam
makanan yang Kita konsumsi dikehidupan
sehari-hari.
1.2 Tujuan
Mahasiswa
mampu :
·
Menganalisis sifat fisis dan kimia
molekul karbohidrat, protein dan lemak.
·
Menghubungkan reaksi karbohidrat dan
strukturnya.
·
Melakukan uji sederhana terhadap
molekul hayati.
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
Karbohidrat merupakan
senyawa-senyawa yang memiliki rumus umum Cn(H2O)n, dengan harga n selalu dua
kali jumlah atom O, seperti pada molekul air sehingga senyawa ini seolah-olah
merupakan hidrat suatu karbon. Itulah sebabnya senyawa-senyawa tersebut diberi nama
karbohidrat. Karbohidrat
merupakan suatu senyawa organik yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen, dan
oksigen. Kata sakarida berasal dari kata arab yaitu “sakkar” yang artinya gula.
Karbohidrat sederhana mempunyai rasa manis sehingga dikaitkan dengan gula. Melihat struktur molekulnya, karbohidrat lebih tepat
didefinisikan sebagai suatu pilihidroksidalheda atau suatu polihidroksiketon
atau senyawa yang pada hidrolisis menghasilkan senyawa itu. Fungsi utama karbohidrat dalam tubuh adalah sebagai
sumber energy. Selain sebagai sumber energy, senyawa-senyawa karbohidrat
memiliki kegunaan yang luas dalam bidang industry misalnya pembuatan serat
pakaian, kertas, film, industrin fermentasi dsg. Karbohidrat dapat diperoleh
dari nasi, roti, tapioca dan sebagainya. Tumbuhan membentuk karbohidrat melalui
fotosintesis, jadi energi kimia yang tersimpan dalam karbohidrat sebenarnya
berasal dari matahari (Fessenden, 1986).
Berdasarkan reaksi hidrolisisnya,
karbohidrat dapat digolongkan menjadi :
A. Monosakarida
Yaitu karbohidrat yang paling sederhana, yang tidak
dapat diuraikan atau dihidrolisis menjadi karbohidrat lain. Sifat – sifat monosakarida :
Berupa zat padat yang berwarna putih, Mudah larut
dalam air,Larutannya bersifat potis aktif, yaitu atom C mengikat 4 atom C lain
yang berbeda. Larutannya bereaksi positif dengan pereaksi fehling, atau
pereaksi benedick ataupun dengan pereaksi tollens. Monosakarida yang paling penting adalah sebagai
berikut : Glukosa :
disebut juga guka anggur (karena terdapat dalam gula anggur) dan gula darah
(karena terdapat dalam darah). Fruktosa :
gula yang paling manis yang merupakan komponen utama dari madu. Galaktosa : aldeheksosa
B. Disakarida
Terbentuk dari dua molekul monosakarida, dimana ikatan
yang menghubungkan unit-unit monosakarida dalam disakarida disebut glukosida.
Disakarida yang penting adalah sebagai berikut : Sukrosa : terdiri dari suatu molekul glukosa dan suatu
molekul fruktosa, glukosa tidak direduksi pereaksi fehling, benedick maupun
pereaksi tollens. Maltosa :
terdiri dari dua molekul glukosa. Maltosa tidak terdapat dalam keadaan bebas,
tetapi dari hidrolisis amilum dengan pengaruh enzim atau asam. Laktosa : terdiri dari satu molekul glukosa dan satu
molekul galaktosa. Derajat
kemanisan monosakarida dan disakarida adalah sebagai berikut : Fruktosa > Glukosa > Galaktosa Maltosa > Laktosa
C. Polisakarida
Merupakan polimer dari monosakarida. Polisakarida yang
penting adalah sebagai berikut :
Amilum : disebut juga pati yaitu polisakarida yang
terdapat dalam tumbuhan dan merupakan hasil dari fotosintesis. Glikogen : yaitun polisakarida yang terdapat pada
manusia dan hewan. Glikogen sering disebut juga gula darah. Selulosa : yaitu bagian terbesar dari frutosa.yang
merupakan hasil dari fotosintesis dan digunakan oleh tumbuhan untuk membangun
sel-sel tubuhnya seperti pembentukan kayu dan batang. Amilum dapat dicerna oleh manusia sedangkan selulosa
tidak dapat dicerna karena manusia tidak memiliki enzim didalamn tubuhnya untuk
mencerna selulosa tersebut, tetapi sebagian hewan dapat mencerna karena hewan
tersebut memiliki enzim untuk mencernanya (Charles, 1999).
Protein
adalah senyawa polipeptida yang dihasilkan dari polimerisasi asam-asam amino. Struktur molekul protein tersusun dari
asam-asam amino yang digabungkan oleh ikatan peptida. Ikatan peptida adalah ikatan yang mengkaitkan dua
molekul asam amino atau ikatan yang menggabingkan dua molekul monopeptida
dimana senyawa yang terbentuk disebut dipeptida. Ikatan peptida : O H – C – H –. Fungsi dari protein adalah : Sebagai zat pembangun dimana dalam hal ini pembangunan
maksudnya adalah penyusun utama di dalam tubuh manusia yang diartikan karena
penyusun utama dari DNA adalah protein yang di wakilkan dengan polisakarida
Berperan dalam pembentukan sel-sel baru karena di sel-sel baru sangat
mengharapakan sumber-sumber energy yang terbaik dan selalu di dukung dengan
protein karena penyusun sel yang terbaru adalah protein, dan mengganti sel-sel
yang rusak. Sebagai
sumber tenaga, sumber tenaga yang sangat besar dan diadakan karena adanya
kebutuhan akan energi di
dalam tubuh manusia (Harold, 1983).
BAB
III
METODOLOGI
3.1
Alat dan bahan
Alat
·
Botol semprot
·
Gelas piala 100 ml
·
Gelas ukur 10 ml
dan 25 ml
·
Pipet tetes
·
Erlenmeyer 250 ml
·
Tabung reaksi + rak
·
Penjepit tabung
reaksi
·
Pipet volume 5 ml
·
Penanagas air
·
Gelas piala 100 ml
/ 500 ml
·
Kompor listrik /
kompor gas
Bahan
·
Reagnen ninhidrin
·
NaOH 10 M
·
a-naftol
·
Etanol
·
Aquades
·
Air bromin
·
HNO3
·
Reagnen million
·
NaNO2
0,15 M
·
CuSO4
·
Glukosa
·
Fruktosa
·
Sukrosa
·
Amilum
·
Madu
·
Reagen mollisch
·
H2SO4
·
Fehling A
·
Fehling B
3.2
Cara kerja
3.2.1
Uji karbohidrat
3.2.1.1 Uji Molisch
·
Menyediakan 5 buah tabung
reaksi bersih dan kering.
·
Ke dalam masing-masing tabung menambahkan :
Tabung
I : Ditambah 2 ml glukosa 2 %
Tabung
II :Ditambah 2 ml fruktosa 2 %
Tabung
III : Ditambah 2 ml sukrosa (gula tebu) 2 %
Tabung
IV : Ditambah 2 ml larutan kanji ( amilum) 2 %
Tabung
V : Ditambah 2 ml madu 50 % dalam air.
·
Ke dalam masing-masing tabung
menambahkan 2 tetes
reagen molisch (10 % α-naftol dalam etanol).
·
Selanjutnya, dengan hati-hati menambahkan 2 ml H2SO4 melalui
dinding tabung reaksi, sehingga terbentuk suatu lapisan dalam tabung.
·
Mengamati perubahan yang
terjadi.
3.2.1.2 Uji Fehling
·
Mengambil 1 buah tabung
reaksi, diisi dengan air suling.
·
Menambahkan 1 ml larutan
fehling A dan 1 ml fehling B ke dalam tabung reaksi yang lain.
·
Mencampurkan tabung
reaksi nomor satu dengan nomor dua.
·
Membagi larutan nomor 3
menjadi tiga bagian (dalam tabung reaksi).
·
Selanjutnya :
Tabung
reaksi
I : +
2 ml glukosa 2 %
Tabung
reaksi
II : + 2
ml sukrosa 10 %
Tabung
reaksi III : +
2 ml amilum 2 %
·
Memanaskan ketiga tabung
reaksi di atas penangas air dengan suhu sekitar 60 0C, sekitar 10 menit.
·
Mengamati perubahan warna
yang terjadi.
·
Karbohidrat mana yang mengandung
gula pereduksi.
3.2.2 Uji Protein Dan Asam Amino
3.2.2.1 Reaksi
Biuret
·
Menyiapkan empat tabung
reaksi yang bersih dan kering.
·
Selanjutnya :
Tabung
reaksi I : + 2 ml putih telur+ 5 tetes
CuSO4 0,05 M + 2 ml NaOH 10 M
Tabung
reaksi II : + 2 ml larutan susu + 5 tetes CuSO4 0,05
M + 2 ml NaOH 10 M
Tabung
reaksi III : + 2 ml ekstrak madu + 5 tetes CuSO4 0,05
M + 2 ml NaOH 10 M
Tabung
reaksi IV : + 2 ml larutan amilum + 5 tetes CuSO4 0,05
M + 2 ml NaOH 10 M
·
Mengocok
tabung reaksi I-IV, dan mengamati apa
yang terjadi.
3.2.2.2 Reaksi
Millon
·
Menyiapkan empat
tabung reaksi yang bersih dan kering.
·
Ke dalam masing-masing tabung :
Memasukan 2
ml sampel seperti reaksi biuret di atas
Menambahkan 5 tetes pereaksi millon.
Memanaskan di
atas penangas air selama 10 menit.
Mendinginkan pada
suhu kamar.
Menambahkan 5
tetes NaOH 0,15 M
Mengamati warna
yang terjadi.
3.2.2.3 Reaksi
xantoprotein
·
Menyiapkan empat tabung reaksi
yang bersih dan kering.
·
Ke dalam masing-masing tabung :
Memasukkan 0,5 ml sampel seperti reaksi buret diatas.
Menambah 0,5 ml
HNO3 pekat.
Mengamati apa yang terjadi.
Menambah NaOH
hingga alkalis (tes dengan lakmus).
Mengamati warna yang terjadi
3.2.2.4 Reaksi
Ninhidrin
·
Menyiapkan empat tabung
reaksi yang bersih dan kering.
·
Ke dalam masing-masing tabung :
Memasukan 1
ml sampel seperti reaksi biuret di atas
Menambahkan 5
tetes pereaksi Ninhidrin.
Memanaskan selama
2 menit.
Mengamati warna
yang terjadi.
3.2.2.5 Reaksi
sakaguchi
·
Menyiapkan empat tabung reaksi
yang bersih dan kering.
·
Ke dalam masing-masing tabung :
Memasukkan 3 ml sampel seperti reaksi buret diatas.
Menambah 1 ml NaOH 10 M.
Menambah 2 tetes a-naftol 1 % dan 4-5 tetes air bromin.
Mengamati warna yang terjadi.
BAB
IV
HASIL
PENGAMATAN
Uji Karbohidrat (Uji Molish dan Fehling)
No
|
Sampel
/ Contoh
|
Hasil Pengamatan
|
|
Hasil Uji Molish
|
Hasil Uji fehling
|
||
1
|
Glukosa
( H2SO4)
|
Terbentuk lapisan warna coklat terang
|
Terjadi perubahan warna biru menjadi orange (merah bata)
|
2
|
Fruktosa
|
Terbentuk lapisan warna coklat gelap
|
|
3
|
Sukrosa
|
Terbentuk lapisan warna coklat gelap
|
Terjadi perubahan warna biru menjadi coklat
|
4
|
Amilum
|
Terbentuk lapisan warna coklat yang tidak terlalu tampak
|
Terbentuk
2 lapisan
Atas : hijau toska Bawah : biru |
5
|
Madu
|
Terbentuk warna coklat yang padat
|
|
Kesimpulan :
1.
Semua sampel yang diatas mengandung karbohidrat (Molish).
2.
Glukosa dan Sukrosa mengandung gula pereduksi (Fehling).
Protein
danAsam Amino
No
|
Uji
|
Putih Telur
|
Susu
|
Ekstrak Kaldu
|
Larutan
X
|
1
|
Biuret
|
Ungu tua
|
Ungu muda
|
Biru keunguan
|
Coklat keunguan
|
2
|
Millon
|
Membeku
(terdenaturasi) berubah warna
|
Mengendap dan berubah warna
|
Mengendap dan tidak berubah warna
|
Mengendap dan berubah warna
|
3
|
Xantoprotein
|
Ungu pekat
|
Ungu muda
|
Bening dan sedikit unguan
|
Coklat keunguan
|
4
|
Ninhidrin
|
Putih lebih kental / pekat
|
Tetap putih
Tetap lebih kental
|
Lebih jernih dari sebelumnya
|
Warna coklat dan mengendap
|
5
|
Sakaguchi
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Kesimpulan :
1.
Ninhidrin : Putih telur, susu, dan kacang hijau mengandung banyak protein dibandingkan dengan ekstrak kaldu sapi mengandung sedikit protein.
2.
Millon : Semua sampel mengandung protein.
3.
Biuret : Putih telur dan susu mengandung lebih banyak protein
dibandingkan dengan ekstrak kaldu dan larutan X.
4.
Xantoprotein : Putih telur dan susu mengandung lebih banyak protein
dibandingkan dengan ekstrak kaldu dan larutan X.
BAB
V
PEMBAHASAN
Bidang karbohidrat sangat luas dapat dapat disederhanakan
melalui pengelompokan kedalam tiga
golongan yaitu monosakarida, polisakarida dan disakarida. Protein adalah
gabungan dari asam-asam amino melalui ikatan pepetida. Pada percobaan ini yaitu uji molekul kimia hayati
yang bertujuan agar mahasiswa mampu menganalisis sifat fisis dan kimia molekul
karbohidrat, protein, lemak dan mahasiswa juga mampu menghubungkan reaksi
karbohidrat dan strukturnya serta dapat melakukan uji sederhana terhadap
molekul hayati. Pada percobaan ini praktikan menggunakan alat dan bahan yang
disarankan oleh buku panduan praktikum. Alat yang digunakan oleh praktikan
adalah botol semprot, gelas piala 100 ml, gelas ukur 10 ml dan 25 ml, pipet
tetes, erlenmeyer, tabung reaksi + rak, penjepit tabung reaksi, pipet volume 5
ml, penangas air, gelas piala serta kompor listrik / gas sedangkan bahan yang
digunakan praktikan adalah Reagnen
ninhidrin, NaOH 10 M, a-naftol, Etanol, Aquades , Air bromin, HNO3, Reagnen
million, NaNO2 0,15 M, CuSO4, Glukosa , Fruktosa, Sukrosa,
Amilum, Madu, Reagen mollisch, H2SO4, Fehling A serta Fehling
B. Pada praktikum ini, praktikan melakukan enam percobaan
yang dikerjakan berdasarkan kelompok yang telah dibagikan dan setiap kelompok
harus melakukan percobaan-percobaan yang disarankan buku panduan praktikum.
Pada percobaan pertama yaitu uji karbohidrat dengan menggunakan uji
molisch. Praktikan menyediakan lima buah tabung reaksi yang bersih dan kering dan
kemudian pada masing-masing tabung reaksi praktikan menambahkan 2 ml glukosa 2
% (tabung satu), 2 ml fruktosa 2 % (tabung dua), 2 ml sukrosa 2 % (tabung
tiga), 2 ml larutan kanji 2 % (tabung empat) serta 2 ml madu 50 % (tabung
lima). Pada masing-masing tabung, praktikan meneteskan kembali 2 tetes reagen
molisch yang kemudian ditetesi kembali 2
ml H2SO4 melalui dinding-dinding tabung reaksi. Hasil uji
molisch yang didapatkan adalah pada glukosa (tabung satu) terbentuk lapisan
warna coklat terang, pada fruktosa (tabung dua) terbentuk lapisan warna coklat
gelap, pada sukrosa (tabung tiga) terbentuk lapisan warna coklat gelap, pada
amium (tabung empat) terbentuk lapisan warna coklat yang tidak terlalu tampak
serta pada madu (tabung lima) terbentuk lapisan warna coklat pekat.
Pada percobaan kedua yaitu uji karbohidrat dengan
menggunakan uji fehling. Praktikan mengambil satu buah tabung reaksi yang diisi
dengan air suling yang kemudia ditambahkan 1 ml larutan fehling A dan 1 ml
larutan fehling B kedalam tabung reaksi lain. Tabung reaksi
nomor satu dengan nomor dua dicampur sehingga praktikan membagi larutan
nomor 3 menjadi tiga bagian (dalam tabung reaksi). Pada tabung reaksi yang sudah dibagi, praktikan kembali menambah 2 ml glukosa
2 % (tabung satu), 2 ml sukrosa
10 % (tabung dua) serta 2 ml amilum 2 % (tabung tiga).
Setelah dilakukan penambahan, praktikan segera memanaskan ketiga tabung
reaksi di atas penangas air dengan suhu sekitar 60 0C sekitar 10 menit. Hasil uji
fehling yang didapatkan adalah pada glukosa (tabung satu) terjadi perubahan
warna dari yang semula biru menjadi warna orange, pada sukrosa (tabung dua)
terjadi perubahan warna menjadi coklat sedangkan pada amilum (tabung tiga)
terjadi dua lapisan, lapisan atas berwarna hijau toska dan lapisan bawah
berwarna biru. Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa glukosa dan sukrosa
merupakan karbohidrat yang mengandung gula pereduksi.
Pada percobaan ketiga yaitu uji protein dan asam amino dengan menggunakan
reaksi biuret. Praktikan menyiapkan empat tabung
reaksi yang bersih dan kering yang kemudian meneteskan 2 ml putih
telur + 5 tetes
CuSO4 0,05 M + 2 ml NaOH 10 M (tabung satu),
2 ml larutan susu + 5 tetes CuSO4 0,05 M + 2 ml NaOH 10 M (tabung dua), 2 ml ekstrak madu + 5 tetes CuSO4 0,05
M + 2 ml NaOH 10 M (tabung tiga) serta 2 ml larutan
amilum + 5 tetes CuSO4 0,05 M + 2 ml NaOH 10 M (tabung empat). Praktikan mengocok ke-empat tabung reaksi yang sudah
ditetesi tadi. Uji biuret yang didapat adalah pada putih telur (tabung satu)
terbentuk lapisan warna ungu tua, pada susu (tabung dua) terbentuk lapisan
warna ungu tua, pada ekstrak madu (tabung tiga) terbentuk lapisan warna biru
keunguan serta pada larutan X (tabung empat) terbentuk lapisan warna coklat
keunguan. Pada percobaan ini dapat disimpulkan bahwa putih telur dan susu
mengandung lebih banyak protein dibandingkan dengan ekstrak kaldu dan larutan
X.
Pada percobaan keempat yaitu uji protein dan asam amino dengan menggunakan
reaksi millon. Praktikan menyiapkan empat tabung reaksi yang bersih dan kering yang kemudian ke dalam masing-masing tabung rekasi, praktikan memasukan 2 ml sampel
seperti reaksi biuret di atas, pada tabung reaksi yang telah
dimasukkan ditambahkan kembali 5 tetes
pereaksi millon. Praktikan memanaskan tabung reaksi yang telah ditetesi di atas penangas air selama 10
menit yang kemudian mendinginkan pada suhu kamar. Setelah pendinginan selesai maka praktikan kembali menambahkan 5
tetes NaOH 0,15 M. Uji millon yang didapat adalah
pada putih telur (tabung satu) terbentuk lapisan warna ungu pekat, pada susu
(tabung dua) terbentuk lapisan warna ungu muda, pada ekstrak madu (tabung tiga)
terbentuk lapisan warna bening sedikit keunguan serta pada larutan X (tabung
empat) terbentuk lapisan warna coklat keunguan. Pada percobaan ini dapat
disimpulkan bahwa semua sampel mengandung protein.
Pada percobaan kelima yaitu uji protein dan asam amino dengan menggunakan
reaksi xantoprotein. Praktikan menyiapkan empat tabung reaksi yang bersih dan
kering yang kemudian ke dalam masing-masing tabung, praktikan memasukkan 0,5 ml
sampel seperti reaksi buret diatas dan dilakukan penambahan kembali 0,5 ml HNO3
pekat. Praktikan mengamati apa yang terjadi dan setelah pengamatan selesai maka
dilakukan penambah NaOH hingga alkalis (tes dengan lakmus). Uji xantoprotein
yang didapat adalah pada putih telur (tabung satu) terjadi pembekuan dan
terbentuk lapisan warna merah, pada susu (tabung dua) terjadi pengendapan dan terbentuk lapisan
warna merah, pada ekstrak madu (tabung tiga) terjadi pengendapan dan tidak
perubahan warna tidak terbentuk serta pada larutan X (tabung empat) terjadi
pengendapan dan terbentuk lapisan merah. Pada percobaan ini dapat disimpulkan bahwa
putih telur dan susu banyak mengandung protein dibandingkan dengan ekstrak
kaldu dan larutan X.
Pada percobaan keenam yaitu uji protein dan asam amino dengan menggunakan
reaksi ninhidrin. Praktikan menyiapkan empat tabung
reaksi yang bersih dan kering yang kemudian ke dalam
masing-masing tabung, praktikan memasukan 1
ml sampel seperti reaksi biuret di atas dan melakukan
penambahan kembali 5 tetes pereaksi Ninhidrin. Praktikan memanaskan ke-empat
tabung reaksi selama 2 menit. Uji ninhidrin yang didapat adalah pada putih telur (tabung satu) terbentuk
lapisan putih yang kental / pekat, pada susu (tabung dua) terbentuk lapisan
warna putih yang sangat kental, pada ekstrak madu (tabung tiga) terbentuk
lapisan warna putih yang jernih dari yang sebelumnya serta pada larutan X
(tabung empat) terbentuk lapisan warna coklat dan mengendap. Pada percobaan ini
dapat disimpulkan bahwa putih telur, susu dan larutan X mengandung banyak
protein dibandingkan pada ekstrak kaldu.
Pada percobaan ketujuh yaitu uji protein dan asam amino dengan menggunakan
uji sakaguchi. Pada percobaan ini terdapat terdapat permasalahan dimana zat
yang diperlukan tidak ada maka percobaan ini ditiadakan oleh dosen pembimbing
praktikum. Dari semua percobaan uji protein dan asam amino dapat disimpulkan
bahwa semua sampel mengandung protein.
BAB VI
PENUTUP
PENUTUP
6.1
Kesimpulan
·
Sifat fisis
karbohidrat monosakarida dan aligosakarida adalah dapat larut dala air maupun
etanol tetapi karbohidrat jenis ini tidak dapat larut dalam cairan organik
sedangkan sifat kimia dari monosakarida adalah suatu bentuk molekul yang sudah
tidak dapat diuraikan atau dipecah kedalam bentuk yang lebih kecil lagi dan
oligosakarida memiliki sifat kimia dimana terbentuk dari gabungan dari molekul
monosakarida. Sifat kimia protein merupakan senyawa yang mempunyai berat
molekul antara ribuan hingga jutaan satuan (g/mol). Sifat fisis lemak adalah
pada suhu kamar, lemak hewan berupa zat padat sedangkan lemak berasal dari
tumbuhan berupa zat cair, lemak yang mengandung titik lebur tinggi mengandung
asam lemak jenuh sedangkan lemak yang mengandung titik lebur rendah mengandung
asam lemak tidak jenuh dan sifat kimia lemak adalah reaksi penyabunan atau
sanonifikasi.
·
Struktur
karbohidrat ialah pada senyawa yang termasuk karohidrat terdapat gugus fungsi
yaitu gugus –OH, gugus aldehid atau gugus keton. Struktur karbohidrat selain
mempunyai hubungan dengan sifat kimia juga mempunyai hubungan dengan sifat
fisika yang dapat dilihat dari aktifitas optik.
·
Uji sederhana yang
dapat dilakukan untuk uji molekul hayati adalah pada uji karbohidrat dapat
dilakuakan dengan uji molisch dan uji fehling sedangkan pada uji protein dan
asam amino dapat dilakukan dengan reaksi biuret, reaksi millon, reaksi
xantoprotein, reaksi ninhidrin serta reaksi sakaguchi.
6.2
Saran
Saran Saya pada praktikum yang telah dilaksanakan ialah
hendaknya pihak laboratorium memaksimalkan segala bahan-bahan yang diperlukan
praktikan dalam praktikum, sehingga semua percobaan yang disarankan oleh buku
panduan praktikum dapat dilaksanakan dengan baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Harold. 1983. Karbohidrat dan Uji Karbohidrat. Jakarta : Erlangga.
Keenan, Charles. 1999. Uji Molekul Hayati. Jakarta : Erlangga.
Fessenden.
1986. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar