Kamis, 24 Maret 2016

LAPORAN IDENTIFIKASI ALKOHOL

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

Disusun Oleh :
Nama                               : Suman Maruli Tua.M
NPM                                : E1G013068
Prodi                                : Teknologi Industri Pertanian
Kelompok                        : 1 (Satu)
Hari / jam                         : Rabu / 14:00 – 15:40
Tanggal                            :  23 April 2014
Dosen                              : Syafnil, Drs,. M.Si
Objek Praktikum             : IDENTIFIKASI ALKOHOL




LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar belakang
Dalam kehidupan sehari – hari kita sering dihadapkan dengan senyawa-senyawa yang berasal dari alam dan diantara senyawa-senyawa tersebut biasanya memiliki bentuk fisik yang sama akan tetapi sifat kimianya sangat berbeda. Seperti halnya dengan senyawa alkohol yang memiliki gugus fungsi (-OH). Alkohol merupakan senyawa organik yang mempunyai satu atau lebih gugus fungsi hidroksil. Alkohol merupakan senyawa hidrokarbon dengan satu atau lebih atom hidrogen (H) disubstitusi oleh gugus hidroksil (OH). Alkohol dianggap berasal dari air (H-OH) , dengan atom H diganti oleh gugus alkil. Alkohol tidak serupa dengan sifat hidroksida, tetapi lebih mendekati sifat air karena ikatan hidroksil bersifat kovalen. Alkohol dapat larut dalam berbagai perbandingan secara sempurna. Larutan dengan sifat seperti sering disebut dengan “Larutan Biner”. Alkohol merupakan salah satu zat yang penting dalam kimia organik karena dapat diubah dari dan ke banyak tipe senyawa lainnya. Reaksi dengan alkohol akan menghasilkan 2 macam senyawa. Reaksi bisa menghasilkan senyawa yang mengandung ikatan R-O atau dapat juga menghasilkan senyawa mengandung ikatan O-H. Salah satu senyawa alkohol yaitu etanol (etil alcohol atau alkohol sehari-hari) adalah salah satu senyawa yang dapat ditemukan pada minuman beralkohol. Rumus kimianya CH3CH2OH. Alkohol dapat dibagi menjadi alkohol primer, sekunder dan tersier berdasarkan posisi gugus hidroksil (-OH) pada atom C .
R-CH2-OH                     R2-CH-OH                       R3C-OH
Alkohol primer             Alkohol sekunder             Alkohol tersier
Sedangkan Alkohol digolongkan berdasarakan letak gugus fungsin pada atom karbon, banyak gugus fungsi dan bentuk rantai karbonnya.
Alkohol banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya etanol digunakan sebagai pelarut sterilisasi alat kedokteran, campuran minyak harum dan lainnya. Alkohol adalah asam lemah, karena perbedaan keelektronegatifan antara Oksigen dan Hidrogen pada gugus hidroksil, yang memampukan Hidrogen lepas dengan mudah. Bila didekat Karbon Hidroksi terdapat gugus penarik elektron seperti fenil atau halogen, maka keasaman meningkat. Sebaliknya, semakin banyak gugus pendorong elektron seperti rantai alkana maka keasaman menurun. Dari paparan diatas, tentu diperlukan cara - cara mengidentifikasi Alkohol. Hal inilah yang melatarbelakangi diadakannya praktikum yang berjudul “ Identifikasi Alkohol “ dengan tujuan agar praktikan mampu untuk mengidentifikasi jenis Alkohol dan cara pengujian reaktifitas Alkohol.

1.2   Tujuan
·         Mahasiswa mampu mengidentifikasi jenis – jenis Alkohol dan menguji reaktifitas Alkohol.
























BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Alkohol adalah Persenyawaan organik yang mempunyai satu atau lebih gugus hidroksil. Karena ikatan hidroksil bersifat kovaleen, maka sifat alkohol tidak serupa dengan hidroksida, tetapi lebih mendekati sifat air. Alkohol diberi nama yang berakhiran -ol.
Alkohol dapat digolongkan berdasarkan ;
a. Letak gugus OH pada atom karbon
b. Banyaknya gugus OH yang terdapat (jumlah gugus hidroksilnya)
c. Bentuk rantai karbonnya  ( Joan Fessenden, 1997 ).
Alkohol merupakan senyawa turunan alkana yang mengandung gugus –OH dan memiliki rumus umum R-OH, dimana “R” merupakan gugus alkil. Adapun rumus molekul dari alkohol yaitu CnH2n+2O. Alkohol dapat dibagi berdasarkan dimana gugus –OH terikat pada atom karbon, yaitu:
1.      Alkohol Primer
Alkohol primer adalah alkohol yang gugus –OH terikat pada atom C primer (atom C yang mengikat 1 atom C yang lain).
Contoh: H3C-CH2-OH (etanol)
Alkohol primer dapat dioksidasi menjadi Aldehid dan kemudian dioksidasi lagi menjadi asam karboksilat.
                   [O]         H        [O]          OH
R-CH2-OH               R-C=O                   R-C=O
Alkohol primer                     Aldehida                  Asam karboksilat
2.      Alkohol Sekunder
Alkohol sekunder adalah alkohol yang gugus –OH terikat pada atom C sekunder (atom C yang mengikat 2 atom C yang lain).
Contoh: (H3C)2CH-OH (2-metil-etenol).
Alkohol sekunder dapat di oksidasi menjadi keton.
      OH      [O]       O    
R-CH-R               R-C-R
Alkohol sekunder         Keton
3.      Alkohol Tersier
Alkohol tersier adalah alkohol yang gugus –OH terikat pada atom C tersier (atom C yang mengikat 3 atom C yang lain).
Contoh : (CH3)C-OH (2,2-dimetil-etanol) ( James Brady, 1999 ).
Dengan zat-zat pengoksidasi sedang, seperti larutan K2Cr2O7 dalam lingkungan asam, alkohol teroksidasi sebagai berikut:
a.    Alkohol primer membentuk aldehida dan dapat teroksidasi lebih lanjut membentuk asam karboksilat.
b.    Alkohol sekunder membentuk keton.
c.    Alkohol tersier tidak teroksidasi ( Charles Keenan, 1986 ).
Untuk membedakan suatu alkohol termasuk alkohol primer, sekunder atau tersier dapat dilakukan menggunakan Pereaksi Lucas. Pereaksi Lucas dibuat dengan dengan mereaksikan asam klorida pekat dan seng klorida. Pengamatan yang terjadi ketika ditambah pereaksi Lucas adalah:
1.     Untuk alkohol primer ketika ditembahkan pereaksi Lucas tidak terjadi perubahan karena tidak terjadi reaksi kimia.
2.    Pada alkohol sekunder ketika ditambah pereaksi Lucas terjadi reaksi kimia namun sangat lambat. Untuk mempercepat reaksi yang terjadi yaitu dilakukan pemanasan, setelah pemanasan sekitar 10 menit akan terbentuk 2 lapisan.
3.    Sedangkan alkohol tersier ketika ditambahkan pereaksi Lucas akan bereaksi denga cepat membentuk alkil klorida yang tak larut dalam larutan ( Syukri, 1999 ).
                       








BAB III
METODOLOGI

3.1              Alat dan bahan
Alat


v  Botol Semprot
v  Gelas Piala 100 ml dan 500 ml
v  Gelas Ukur 100 ml dan 25 ml
v  Pipet Tetes
v  Erlenmeyer 250 ml dan 100 ml
v  Tabung Reaksi + Rak
v  Penangas Air
v  Corong
v  Termotemer
v  Pipet Volume 5 ml
v  Penjepit Tabung Reaksi


Bahan


v  KMnO4
v  FeCl3
v  - Propanol
v  Etanol
v  Aquades
v  NaOH
v  K2CrO7
v  H2SO4
v  Tersier – Butanol
v  CH3COOH
v  I2 / KI



3.2              Cara kerja
3.2.1                    Identifikasi alkohol ( Reaksi oksidasi )
Cara I :
·         Menyiapkan tiga buah tabung reaksi, ke dalam masing-masing tabung pereaksi ditambahkan 3 ml asam asetat glasial.
·         Selanjutnya menambah pada masing-masing tabung :
Tabung reaksi I           : 1 tetes etanol.
Tabung reaksi II          : 1 tetes 2-Propanol.
Tabung reaksi III        : 1 tetes tersier-butanol.
·         Menambahkan larutan KMnO4 0,1 M pada campuran diatas tetes demi tetes sampai terbentuk warna merah muda.
·         Selanjutnya menambahkan 1 tetes H2SO4 pekat dan 1 tetes KMnO4 0,1 M ( ingat H2SO4 pekat dapat merusak kulit ).
·         Memperhatikan apa yang terjadi :
1.      Jika tidak ada perubahan warna dari merah muda, berarti larutan tersebut alkohol primer.
2.      Jika penambahan H2SO4 dan KMnO4 menyebabkan larutan menjadi tidak bewarna maka sampel tersebut adalah alkohol sekunder.
3.      Jika sampel tidak menghasilkan warna merah muda dengan penambahan KMnO4, maka sampel tersebut adalah alkohol tersier.
Cara II :
·         Menyiapkan tiga buah tabung reaksi, ke dalam masing-masing tabung reaksi ditambahkan 2 ml K2CrO7 O,1 M.
·         Menambahkan perlahan-lahan ( lewat dinding tabung ) 1 ml H2SO4 pekat ( ingat H2SO4 pekat dapat merusak kulit ).
·         Mengaduk sampai homogen dan di inginkan ( jika tabung panas ).
·         Perlahan-lahan menambahkan ( lewat dinding tabung )
Tabung reaksi I           : menambahkan 2 ml etanol.
Tabung reaksi II          : menambahkan 2 ml 2-Propanol.
Tabung reaksi III        : menambahkan 2 ml tersier-butanol.
·         Memperhatikan perubahan warna yang terjadi, juga membandingkan bau yang timbul dengan bau alkohol itu sendiri.
3.2.2        Identifikasi alkohol ( Uji Iodoform )
·         Melarutkan 0,5 ml alkohol ( Etanol ) ke dalam 5 ml aquades didalam erlenmeyer / gelas piala berukuran 100 ml.
·         Menambahkan 5 ml NaOH 10 % ke dalam campuran diatas.
·         Sambil mengoyangkan diteteskan I2 / KI 10 % sampai warna coklat dari I2 muncul.
·         Memanaskan erlenmeyer / gelas di atas penangas air yang suhunya tidak lebih dari 60 derajat Celsius.
·         Menambahkan lagi I2 / KI sehinngga warna coklat tua bertahan selama 2 menit.
·         Membiarkan gelas beserta isinya menjadi dingin.
·         Sambil menggoyangkan ditambahkan beberapa tetes NaOH 10 % untuk mengeluarkan I2 yang berlebih.
·         Menambahkan aquades 2-3 ml dan membiarkan selama 10 menit. Kristal CH3 akan terbentuk apabila jumlah alkohol sangat sedikit. Lodoform tidak dapat dipisahkan, namun bau yang khas dapat tercium.
3.2.3        Reaksi alkohol dengan FeCl3
·         Menyiapkan dua buah tabung reaksi.
Tabung reaksi I            : menambahkan 2 ml larutan fenol.
Tabung reaksi II          : menambahkan 2 ml 2-Propanol.
·         Menambahkan 5 tetes FeCl3 pada masing-masing tabung reaksi.
·         Mengamati hasilnya.




















BAB IV
HASIL PENGAMATAN
Hasil pengamatan Raksi Oksidasi (Cara 1)
No
Percobaan
Tabung I
Etanol
Tabung II
2-propanol
Tabung III
t-Butanol
Keterangan
1
+CH3COOH glacial
Primer
Sekunder
Tersier
Esterifikasi
2
+KMnO4  0.1 M
Terjadi perubahan warna merah muda
Terjadi perubahan warna merah muda
Tidak terjadi perubahan warna
Esterifikasi
3
+1 tetes H2SO4    p
+1 tetes KMnO4
   0.1 M
Tetap warna tidak berubah
Warna menghilang
Tetap / tidak bereaksi
Esterifikasi
Hasil pengamatan Raksi Oksidasi (Cara 2)
No
Percobaan
Tabung I
Etanol
2 ml
Tabung II
2-propanol
2 ml
Tabung III
t-Butanol
2 ml
keterangan
1
Cium bau alcohol
Khas Etanol
Khas Propanol
Khas Butanol
2
+ 2 ml K2O7 0.1 M
+ 1 ml H2SO4  p
3
Cium bau campuran
Bau etanol sangat menyengat (Ijo toska)
Bau propanol menghilang (Ijo toska)
Baunya menyengat (Ijo toska)
Identifikasi Alkohol (Uji Iodoform)
No
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1
+ 0,5 ml etanol
+ 5 ml NaOH 10 %
-
2
+ I2 /KL 10 %
-
3
Panaskan di atas penangas suhu maksimum 60o C
+ I2/KL sehingga warna coklat bertahan 2 menit
Biarkan dingin
+ beberapa tetes NaOH 10%

-
4
+ Aquades 2-3 ml
Perhatikan dan catat apa yang terjadi
Serta cium dan catat bau yang timbul

-
Reaksi Alkohol dengan FeCl3
Percobaan
Hasil pengamatan
Fenol
2-propanol
+ 5 tetes larutan FeCl3
Terjadi perubahan warna, sebelumnya berwarna bening berubah menjadi warna ungu karena terjadi reaksi.
Tidak terjadi reaksi perubahan warna dari FeCl3 menjadi kuning pekat.
















BAB V
PEMBAHASAN
Alkohol adalah senyawa organik yang mempunyai satu atau lebih gugus fungsi hidroksil (OH-).  Dalam praktikum yang berjudul Identifikasi Alkohol yang bertujuan agar mahasiswa mampu mengidentifikasi jenis-jenis yang terdapat pada alkohol dan mampu menguji reaktifitas alkohol. Dalam praktikum ini juga membutuhkan alat serta bahan agar dapat melaksanakan praktikum, praktikan menggunakan alat seperti botol semprot, gelas piala 100 ml dan 500 ml, gelas ukur 100 ml dan 25 ml, pipet tetes, erlenmeyer 250 ml dan 100 ml, tabung reaksi dan + rak, penangas air, corong, termometer, pipet volume 5 ml serta penjepit tabung reaksi sedangkan bahan yang dipergunakan oleh praktikan adalah KMnO4, FeCl3, 2-propanol, etanol, aquades, NaOH, K2CrO7, H2SO4, tersier-butanol, CH3COOH glasial serta I2 atau KI. Percobaan dibagi menjadi tiga yaitu percobaan satu ialah identifikasi alkohol dengan menggunakan reaksi oksidasi, percobaan kedua ialah identifikasi alkohol dengan melakukan uji idoform dan percobaan terakhir adalah identifikasi alkohol dengan FeCl3. Dalam pelaksanaan praktikum dosen pembimbing menyarankan agar setiap kelompok melakukan ketiga percobaan dengan cara melakukan percobaan yang berbeda-beda disetiap kelompoknya dan melakukan pertukaran percobaan jika kelompok telah melakukan percobaan serta sudah mendapatkan hasil dari percobaan yang dicoba kelompok tersebut.
Pada percobaan pertama yang dilakukan oleh praktikan yaitu mengidentifikasi alkohol dengan menggunakan reaksi oksidasi. Pada percobaan ini, praktikan melakukan dua cara yaitu cara satu dengan oksidasi kuat sedangkan cara dua dengan oksidasi lemah. Pada percobaan yang menggunakan cara satu dengan oksidasi kuat, langkah yang dilakukan oleh praktikan adalah menyiapkan tiga buah tabung reaksi yang dimana masing-masing tabung ditambahkan 3 ml asam asetat glasial. Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh praktikan ialah menetesi sebanyak satu tetes pada tiap tabung reaksi yang dimana tabung reaksi satu ditetesi etanol , tabung reaksi kedua ditetesi 2-propanol dan tabung ketiga ditetesi tersier-butanol. Dalam percobaan ini didapat bahwa pada tabung reaksi satu (eatanol) ketika ditetesi KMnO4 0,1 M terjadi perubahan warna menjadi merah muda dan ketika ditetesi kembali atau ditambahkan dengan H2S04 satu tetes dan KMnO4 satu tetes tidak terjadi perubahan warna atau warna tetap, pada tabung rekasi dua (2-propanol) diperlakuan hal yang sama dengan tabung reaksi satu (etanol) mendapat hasil yaitu terjadi perubahan warna menjadi merah muda dan ketika dilakukan penambahan atau penetesan kembali maka larutan menjadi tidak bewarna sedangkan pada tabung reaksi tiga (t-butanol) juga mendapat perlakuan yang sama dengan tabung reaksi sebelumnya maka hasil yang didapat yaitu pada larutan tidak terjadi perubahan warna dan ketika dilakukan penambahan atau penetesan kembali maka warna tetap tidak mengalami perubahan. Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa pada tabung reaksi satu (etanol) termasuk alkohol primer, pada tabung reaksi kedua (2-propanol) termasuk alkohol sekunder sedangkan pada tabung reaksi ketiga (t-butanol) termasuk alkohol tersier. Pada percobaan menggunakan cara kedua dengan oksidasi lemah, praktikan menyiapkan juga tiga buah tabung reaksi dan kedalam masing-masing tabung reaksi ditambahkan 2 ml K2Cr2O7 0,1 M. Ketiga tabung reaksi yang ditetesi kembali ditambahkan larutan H2SO4 1 ml yang kemudian diaduk. Pada ketiga tabung reaksi ditambahkan 2 ml dimana pada tabung reaksi pertama ditambahkan etanol, pada tabung reaksi kedua ditambahkan 2-propanol dan tabung reaksi ketiga ditambahkan tersier-butanol sehingga hasil yang didapat adalah pada tabung reaksi satu (etanol) didapat bau khas dari etanol dan ketika dilakukan pencampuran maka bau etanol menjadi sangat menyengat, pada tabung reaksi kedua (2-propanol) didapat bau yang khas dari larutan propanol dan ketikan dilakukan pencampuran maka bau propanol yang khas menghilang sedangkan pada tabung reaksi ketiga (t-butanol) didapat bau khas dari butanol dan ketika dilakukan pecampuran bau ya\ng didapat menjadi sangat menyengat.
Pada pecobaan kedua yaitu identifikasi alkohol dengan melakukan uji idoform dimana praktikan melarutkan 0,5 ml alkohol (etanol) kedalam 5 ml aquades didalam erlenmeyer dan melakukan penambahan 5 ml NaOH 10 % kedalam campuran yang terdapat dalam erlenmeyer. Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah dengan melakukan penetesan I2 / KI 10 % sampai warna coklat muncul sehingga dilakukan pemanasan erlenmeyer diatas penangas air yang suhunya tidak lebih dari 60 %. Praktikan juga menambahkan lagi I2 / KI sehingga warna coklat dapat bertahan selama dua menit yang kemudian dibiarkan samapai dingin. Praktikan menggoyangkan yang kemudian ditambah lagi beberapa tetes NaOH 10 % untuk mengeluarkan I2 yang berlebih serta dilakukan lagi penambahan aquades 2-3 ml dan membiarkannya selama 10 menit. Pada percobaan kedua ini dosen pembimbing praktikum tidak melaksanakan percobaan ini dikarenakan waktu yang disediakan untuk melaksanakan praktikum tidak cukup karena percobaan ini memerlukan waktu yang lama sehingga dosen menyarankan agar hasil reaksi dicari melalui internet. Hasil reaksi yang ditemukan di jejaring internet adalah warna dari larutan hilang yang disebabkan oleh iodium yang larut dalam NaOH.
Pada percobaan ketiga yaitu mereaksikan alkohol dengan FeCl3 dimana praktikan melakukan prosedur kerja dengan menyiapkan dua buah tabung reaksi yang ditetesi sebanyak 2 ml, pada tabung reaksi pertama ditetesi larutan fenol sedangkan pada tabung reaksi kedua ditetesi 2- propanol. Kedua tabung reaksi yang telah ditetesi kemudian ditetesi kembali larutan FeCl3 sebanyak lima tetes. Dari percobaan ini didapatkan hasil dimana pada tabung reaksi pertama (fenol) terjadi perubahan warna yang sebelumnya berwarna bening berubah menjadi warna ungu yang disebabkan oleh terjadinya reaksi sedangkan pada tabung reaksi kedua (2-propanol) tidak terjadi perubahan warna yang disebabkan tidak terjadinya suatu reaksi.














BAB VI
PENUTUP
6.1              Kesimpulan
Jenis alkohol dapat dibagi menjadi tiga yaitu alkohol primer, alkohol sekunder dan alkohol tersier dan cara menguji reaktifitas alkohol dibagi menjadi tiga yaitu indentifikasi alkohol menggunakan reaksi oksidasi dimana terbagi dua cara dengan oksidasi kuat dan oksidasi lemah, identifikasi alkohol dengan melakukan uji idoform dan mereaksikan alkohol dengan larutan FeCl3.


6.2              Saran
Saran Saya pada praktikum yang telah dilaksanakan ialah hendaknya dibuat sebuah kebijakan berupa pemberian waktu yang cukup, agar praktikan bisa melaksanakan berbagai percobaan baik percobaan yang memerlukan waktu yang sedikit maupun percobaan yang memerlukan waktu yang cukup lama.










DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, Joan. 1997. Dasar-Dasar Kimia Organik. Jakarta : Bina Aksara.
Brady, James. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur jilid 1. Jakarta : Bina Aksara.
Keenan, Charles. 1999. Ilmu Kimia Untuk Universitas Edisi VI. Jakarta : Erlangga.
Syukri1999. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Alkohol. Jakarta : Erlangga.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar