LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

Disusun Oleh :
Nama :
Suman Maruli Tua.M
NPM :
E1G013068
Prodi :
Teknologi Industri Pertanian
Kelompok :
1 (Satu)
Hari / jam :
Rabu / 12:00-13:40
Tanggal : 3 Desember 2014
Ko-Ass :
1. Rohmat Fauzi
2. Weka M Bangun
Dosen :
1. Hasan B. Daulay, Drs., MS
2. Devi Silsia, Dra., M.Si
3. Fitri Electrika Dewi S., STP, M.Sc
Objek Praktikum :
IDENTIFIKASI MINYAK DAN LEMAK
LABORATORIUM
TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
2014
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Lipida adalah
senyawa organik yang tidak larut dalam air tapi dapat diekstraksi dengan
pelarut non polar seperti khloroform, eter, benzena, alcohol, aseton, dan
karbondisulfid. Lipid berasal dari kata Yunani yang berarti lemak. Secara
bahasa lipid merupakan lemak, sedangkan kalau dilihat dari stukturnya, lipid
merupakan senyawa trimester yang dibentuk dari senyawa gliserol dan berbagai
asam karboksilat rantai panjang. Jadi lemak disusun dari dua jenis molekul yang
lebih kecil yaitu gliserol dan asam lemak. Gliserol adalah sejenis alkohol yang
memiliki tiga karbon yang masing-masing mengandung sebuah gugus hidroksil. Asam
lemak memiliki kerangka karbon yang panjang, umumnya 16 sampai 18 atom karbon,
panjangnya salah satu ujung asam lemak itu adalah kepala yang terdiri atas
suatu gugus karboksil dan gugus fungsional yang menyebabkan molekul ini disebut
asam lemak, yang berikatan dengan gugus karboksilat itu adalah hidrokarbon
panjang yang disebut ekor.
Fungsi utama
lemak adalah sebagai penyekat, bantalan
dan cadangan energi. Fungsi penyekat tampak jelas pada membran sel. Seluruh sel
mahluk hidup dibungkus oleh membran yang antara lain terdiri dari
molekul-molekul lemak yang tersusun sedemikian rupa sehingga isi sel terpisah
dari dunia luar. Fungsi penyekat tampak jelas pula pada sel-sel syaraf. Baik
sel syaraf maupun serat syaraf diliputi oleh sarung pembungkus yang disebut Mielin, yang terutama terdiri
atas lemak. Fungsi sebagai bantalan tampak misalnya pada jaringan bawah kulit,
yang menebal ditempat-tempat tertentu dan juga disekitar berbagai alat didalam
rongga tubuh dan dibelakang bola mata. Lemak juga merupakan bentuk cadangan
energi bagi tubuh. Senyawa ini dibentuk bila tubuh kelebihan makanan dan
dipecah bila tubuh kekurangan energi. Secara kasar tampak dalam bentuk
perubahan berat badan atau dalam bentuk gemuk dan kurus.
1.2 Tujuan
1.
Menentukan kelarutan lipid pada pelarut tertentu.
2. Menentukan sifat asam basa minyak.
3. Mengidentifikasi sifat ketidak
jenuhan minyak.
4. Mengidentifikasi terjadinya hidrolisis
pada minyak( safonifikasi )
5. Mengidentifikasi bentuk noda minyak.
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
Lipid adalah senyawa yang merupakan
ester dari asam lemak dengan gliserol yang kadang-kadang mengandung gugus lain.
Lipid tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organic se[erti eter,
aseton, kloroform, dan benzene (Salirawati, 2007).
Lemak dan minyak adalah trigliserida atau
triasilgliserol, kedua istilah ini berarti triester (dari)
gliserol. Perbedaan antara suatu lemak dan minyak bersifat sebarang: pada
temperatur kamar lemak berbentuk padat dan minyak bersifat cair. Sebagian besar
gliserida pada hewan adalah berupa lemak, sedangkan gliserida dalam tumbuhan
cenderung berupa minyak (Fessenden, 1982).
Senyawa yang
termasuk lipid ini dapat dibagi dalam beberapa golongan. Bloor membagi lipid
dalam tiga golongan besar yakni lipid
sederhana yaitu
ester asam lemak dengan berbagai alcohol, Lipid
gabungan yaitu
ester asam lemak yang mempunyai gugus tambahan, contohnya fosfolipid dan
serebrosida, Derivate
lipid yaitu
senyawa yang dihasilkan oleh proses hidrolisis lipid, contohnya asam lemak,
gliserol dan sterol ( Poedjiadi, 2009).
Lemak merupakan
bahan padat pada suhu kamar, diantaranya disebabkan kandunganya yang tinggi
akan asam lemak jenuh yang secara kimia tidak mengandung ikatan rangkap,
sehingga mempunyai titik lebur yang lebih tinggi. Contoh asam lemak jenuh yang
banyak terdapat dialam adalah asam palmitat dan asam stearat. Minyak merupakan
bahan cair diantaranya disebabkan rendahnya kandungan asam lemak jenuh dan
tingginya kandungan asam lemak yang tidak jenuh, yang memiliki satu atau lebih
ikatan rangkap diantara atom-atom karbonnya, sehingga mempunyai titik lebur
yang rendah (Winarno,
2002).
BAB
III
METODOLOGI
3.1
Alat dan bahan
Alat yang di gunakan dalam praktikum ini
adalah sebagai berikut:
v Tabung
reaksi
v Penjepit
tabung reaksi
v Rak
tabung reaksi
v Pipet
ukur
v Sikat
tabung reaksi
v Kertas
lakmus
v Alat
pemanas
v Pipet
tetes
v Porselin
tetes
Bahan yang
di gunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
v Minyak kelapa sawit
v Margarin
v Mentega
v Alcohol
96%
v Kloroform
v Eter
v Aquadest
v Larutan
Na2CO3 0,5%
v Air
brom
v NaOH
3.2
Cara kerja
A. Uji
Kelarutan Minyak
1. Menyiapkan 5 buah tabung
reaksi yang bersih dan kering. Berturut-turut
diisi dengan aquadest, alkohol 96%, eter,
kloroform, dan larutan Na2CO3 0,5% sebanyak 1ml.
2. Menambahkan pada setiap
tabung 2 tetes minyak kelapa.
3. Mengocok sampai homogen, lalu membiarkan beberapa saat.
4. Mengamati sifat kelarutanya.
B. Uji
Keasaman Minyak
1. Meneteskan sedikit minyak kelapa sawit pada porselin
tetes.
2. Mengujilah dengan kertas
lakmus.
3. Mengamati perubahan warna
yang terjadi pada kertas lakmus.
4. Mengulangi percobaan pada
minyak kelapa tengik.
C. Uji
Penyabunan Minyak
1. Memasukan 5 ml minyak ke
dalam erlemeyer.
2. Menambahkan 1,5gr NaOH dan
25 ml alcohol 96%.
3. Memanaskan sampai mendidih
selama 15 menit.
4. Untuk
mengetahui apakah reaksi penyabunan telah sempurna, diambil 3 tetes larutan,
kemudian melarutkannya dalam air, bila larut
berarti reaksi telah sempurna.
5. Menguapkan alkohol yang tersisa
sampai habis.
6. Mendinginkan, lalu menambahkan 75 ml air dan
panaskan sampai semua sabun larut.
D. Uji
Noda Minyak
1. Memasukan 2 ml campuran alkohol eter kedalam
tabung reaksi bersih dan tambahkan 2-3 tetes minyak kelapa. Mengocok kuat-kuat sampai
minyak larut.
2. Meneteskan campuran
tersebut pada kertas saring dan kertas tulis,
membiarkan pelarut
menguap.
3. Melihat noda yang
terbentuk.
4. Menguci nodanya dengan air.
5. Mengeringkan kembali
kertasnya dan memperhatikan
kembali nodanya.
BAB
IV
HASIL PENGAMATAN
1.1 Hasil Pengamatan
A.
Uji Kelarutan Minyak
Bahan
|
Tabung 1
|
Tabung 2
|
Tabung 3
|
Tabung 4
|
Tabung 5
|
Aquadest
|
1
ml
|
|
|
|
|
Alcohol 96%
|
|
1
ml
|
|
|
|
Eter
|
|
|
1
ml
|
|
|
Kloroform
|
|
|
|
1
ml
|
|
Larutan iodium
|
|
|
|
|
1
ml
|
Minyak kelapa sawit
|
2
tetes
|
2
tetes
|
2
tetes
|
2
tetes
|
2
tetes
|
Kocok
tabung sampai homogen, biarkan beberapa saat
|
|||||
Hasil :
larut/tidak
|
Tidak
larut
|
Tidak
larut
|
Larut
|
larut
|
Tidak
larut
|
Bahan
|
Tabung 1
|
Tabung 2
|
Tabung 3
|
Tabung 4
|
Tabung 5
|
Aquadest
|
1
ml
|
|
|
|
|
Alcohol 96%
|
|
1
ml
|
|
|
|
Eter
|
|
|
1
ml
|
|
|
Kloroform
|
|
|
|
1
ml
|
|
Larutan iodium
|
|
|
|
|
1
ml
|
Margarin
|
2
tetes
|
2
tetes
|
2
tetes
|
2
tetes
|
2
tetes
|
Kocok
tabung sampai homogen, biarkan beberapa saat
|
|||||
Hasil :
larut/tidak
|
Tidak
larut
|
Tidak
larut
|
Larut
|
larut
|
Tidak
larut
|
Bahan
|
Tabung 1
|
Tabung 2
|
Tabung 3
|
Tabung 4
|
Tabung 5
|
Aquadest
|
1
ml
|
|
|
|
|
Alcohol 96%
|
|
1
ml
|
|
|
|
Eter
|
|
|
1
ml
|
|
|
Kloroform
|
|
|
|
1
ml
|
|
Larutan iodium
|
|
|
|
|
1
ml
|
Mentega
|
2
tetes
|
2
tetes
|
2
tetes
|
2
tetes
|
2
tetes
|
Kocok
tabung sampai homogen, biarkan beberapa saat
|
|||||
Hasil :
larut/tidak
|
Tidak
larut
|
Tidak
larut
|
Larut
|
larut
|
larut
|
B.
Uji Keasaman Minyak
NO
|
Zat
Uji
|
Sifat
asam/basa
|
|
1
|
Minyak
kelapa sawit
|
pH = 6 asam
|
|
2
|
Margarin
|
pH = 6 asam
|
|
3
|
Mentega
|
pH = 6 asam
|
C.
Uji Penyabunan
Minyak
Setelah
dipanaskan selama 15 menit dan diambil masing-masing sampel untuk diuji
kelarutannya dengan air yang menunjukkan larut adalah mentega dan margarin.
Minyak sawit tidak larut kemudian setelah masing-masing-masing sampai dingin
ditambahkan air 75 ml hasilnya.
D.
Uji Noda
Pada percobaan minyak kelapa sawit pada kertas saring
tidak terdapat noda dan pada kertas tulis juga tidak terdapat noda setelah
dicuci dengan air tetap tidak ada noda pada kertas saring dan kertas tulis.
Pada percobaan dengan margarin tetap tidak menimbulkan noda pada mentega tidak
terdapat nodapada kertas sarin kertas tulis, dan setelah dicuci dengan air
tetap tidak bernoda.
4.2 Pembahasan
Pada praktikum
yang berjudul Identifikasi Minyak dan Lemak dengan tujuan agar praktikan dapat
praktikan dapat menentukan
kelarutan lipid pada pelarut tertentu, menentukan sifat asam basa minyak, mengidentifikasi sifat ketidak
jenuhan minyak, mengidentifikasi terjadinya hidrolisis
pada minyak (safonifikasi) dan mengidentifikasi bentuk noda minyak. Lipid didefenisikan sebagai senyawa organik yang
terdapat dalam alam sekitar serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam
pelarut non polar seperti hidrokarbon atau dietil eter. Pada
percobaan ini praktikan menggunakan alat yaitu tabung reaksi, penjepit tabung
reaksi, rak tabung reaksi, pipet ukur, sikat tabung reaksi, kertas lakmus, alat
pemanas, pipet tetes dan porselin tettes sedangkan bahan yaitu minyak kelapa
sawit, margarin, mentega, alkohol 96%, kloroform, eter, aquadest, larutan Na2CO3
0,5%, air borm dan NaOH tetapi pada alat yang diperlukan yaitu kertas lakmus
tidak tersedia sehingga tidak dipakainya alat ini pada saat praktikum yang
telah berlangsung. Praktikan melakukan percobaan dengan berkelompok sesuai
kelompok yang sudah ditentukan oleh pembimbing praktikum dimana praktikum ini
melakukan 4 (empat) percobaan untuk dapat menjawab tujuan dari praktikum ini.
Pada percobaan
pertama yaitu Uji Kelarutan Minyak dimana praktikan memasukkan berturut-turut
aquades, alkohol 96%, eter, kloroform dan larutan Na2CO3
0,5% sebanyak 1 ml kedalam 5 (lima) tabung rekasi dan penambahan 2 tetes objek
bahan yang kemudian praktikan mencampur dengan baik supaya larutan homogen.
Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan tiga objek bahan yaitu pada minyak
kelapa sawit, margarin dan mentega dan hasil pengamatan yang didapat bahwa pada
aquadest dan alokohol 96% bahan tidak larut dan pada eter dan kloroform bahan
dapat larut sedangkan pada Na2CO3 0,5% hanya pada mentega
dan minyak kelapa sawit yang dapat larut sedangkan pada margarin tidak dapat
larut. Literatur membenarkan bahwa Umumnya zat yang polar
dapat larut dalam pelarut yang bersifat polar, namun tidak dapat larut dalam
pelarut nonpolar. Begitu juga sebaliknya. Hal ini dikarenakan adanya momen
dipol pada zat atau pelarut sehingga dapat berikatan dan berinteraksi dengan sesamanya.
Sedangkan pada pelarut
nonpolar tidak memiliki momen dipol, sehingga tidak bisa berinteraksi dengan
zat yang polar, jadi tidak dapat larut (Yasid, 2006).
Pada percobaan kedua yaitu Uji Keasaman Minyak dimana praktikan meneteskan ketiga
objek bahan pada porselin tetes yang kemudian diuji dengan alat pengukuran pH
maka pH yang didapat pada bahan kelapa sawit, margarin dan mentega adalah 6
yang berarti bersifat asam. Literatur yang membenarkan bahwa Proses penyaringan
minyak kelapa sawit sebanyak 2 kali (pengambilan lapisan lemak jenuh)
menyebabkan kandungan asam lemak tak jenuh menjadi lebih tinggi. Tingginya
kandungan asam lemak tak jenuh menyebabkan minyak mudah rusak oleh proses penggorengan
(deep frying), karena selama proses menggoreng minyak akan dipanaskan secara
terus menerus pada suhu tinggi serta terjadinya kontak dengan oksigen dari
udara luar yang memudahkan terjadinya reaksi oksidasi pada minyak (Sartika,
2009).
Pada percobaan ketiga yaitu Uji penyabunan minyak dimana
setelah dipanaskan selama 15 menit dan diambil
masing-masing sampel untuk diuji kelarutannya dengan air yang menunjukkan larut
adalah mentega dan margarin. Minyak sawit tidak larut kemudian setelah
masing-masing-masing sampai dingin ditambahkan air 75 ml hasilnya.
Pada percobaan ketiga yaitu Uji Noda dimana pada
percobaan minyak kelapa sawit pada kertas saring tidak terdapat noda dan pada
kertas tulis juga tidak terdapat noda setelah dicuci dengan air tetap tidak ada
noda pada kertas saring dan kertas tulis. Pada percobaan dengan margarin tetap
tidak menimbulkan noda pada mentega tidak terdapat nodapada kertas sarin kertas
tulis, dan setelah dicuci dengan air tetap tidak bernoda.
BAB V
PENUTUP
PENUTUP
6.1
Kesimpulan
v Bahwa
lipid tidak semua larut dalam pelarut yang digunakan.
v Keasaman
minyak kelapa yang diuji dengan kertas lakmus tetap merah dan sifatnya adalah
asam.
v Minyak
goreng tidak memiliki noda dan Mentega
tidak memiliki noda
v Margarin
setelah dicuci bewarna kuning gelap ada yang melekat.
6.2
Saran
Saran Saya pada praktikum yang telah dilaksanakan ialah
hendaknya pihak laboratorium menyediakan alat-alat yang diperlukan praktikan
saat praktikum karena akan terasa sulit atau cenderung sukar ketika alat itu
tidak ada sehingga kekurangan itu merugikan praktikan dan pembimbing praktikum.
Seperti praktikum ini yang tidak tersedianya kertas lakmus.
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden. 1982. Kimia
Organik II Edisi
Ketiga. Erlangga : Jakarta.
Poedjiadi, Anna.
2009. Dasar-Dasar Biokimia. UI- Press : Jakarta.
Salirawati, etal. 2007. Belajar
Kimia Menarik. Grasindo : Jakarta.
Winarno, F.G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia : Jakarta.
JAWABAN
PERTANYAAN
1. Dalam
ilmu kimia untuk mengetahui kelarutan zat dalam pelarut tertentu dikenal
istilah “like dissolves like”. Jelaskan maksud istilah tersebut !
2. Jelaskan
mengapa minyak sediki larut dalam alkohol, tetapi larut sempurna dalam eter dan
kloroform !
3. Pada
percobaan manakah yang membutuhkan air borm lebih banyak ? mengapa ?
4. Tulis
reaksi lengkap safonifikasi !
Jawaban
:
1. Prinsip dasar yang digunakan untuk mengetahui proses
melarutnya zat terlarut kedalam pelarut biasa dikenal dengan istilah ”Like Dissolves Like” artinya
pelarut sejenis akan melarutkan molekul sejenis artinya pelarut dan molekul zat
terlarut saling berinteraksi antar molekul keduanya dengan membentuk suatu
ikatan tertentu diantara keduanya, sehingga secara termodinamika zat terlarut
akan larut dalam pelarut tersbut. Ada istilah lain yang menghasilkan proses
melarutnya zat terlarut dalam molekul pelarut, yaitu istilah solvasi pelarut.
Solvasi pelarut adalah proses dimana ion-ion solute dikelilingi oleh molekul
pelarut dan dengan membentuk semacam jembatan atau ikatan antara keduanya,
misalnya garam dapur.
2. Kerena
berat jenisnya hampir sama dengan air
3. Percobaan
yang membutuhkan air borm lebih banyak adalah pada margarin karena titik
ketidakjenuhan margarin lebih tinggi daripada minyak sawit.
4. Reaksi
lengkap safonofikasi :

Tidak ada komentar:
Posting Komentar