LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
Disusun Oleh :
Nama :
Suman Maruli Tua.M
NPM :
E1G013068
Prodi :
Teknologi Industri Pertanian
Kelompok :
1 (Satu)
Hari / jam :
Rabu / 14:00 –
15:40
Tanggal : 23 April 2014
Dosen :
Syafnil, Drs,. M.Si
Objek Praktikum :
IDENTIFIKASI ALDEHID DAN KETON
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2014
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Aldehid dan
keton merupakan kelompok senyawa organik yang
mengandung gugus karbonil. Aldehid dikenal dengan rumus RCHO, sedangkan suatu
keton mempunyai dua gugus alkil yang terikat pada karbon karbonil dengan rumus
RCOR. Karena aldehid dan keton tidak mengandung hydrogen yang
terikat pada oksigen, maka tidak dapat terjadi ikatan hidrogen seperti pada alkohol. Sehingga
titik didih aldehid dan keton lebih rendah dari alkohol.
Kepolaran
gugus karbonil menjadikan aldehid dan keton merupakan senyawa polar karena
senyawa ini polar sehingga dapat melakukan tarik menarik dipol - dipol antar
molekul yang menyebabkan titik didih aldehid dan keton lebih tinggi kira-kira
50o - 80o dari pada senyawa non polar yang mempunyai bobot molekul
sama juga dapat membentuk gaya tarik menarik elektrostatik yang relatif kuat antara molekulnya. Bagian
positif dari sebuah molekul akan tertarik pada bagian negatif yang lain Aldehid dan keton merupakan kelompok
senyawa organik yang mengandung gugus karbonil. Reaksi-reaksi pada aldehid dan keton adalah reaksi
oksidasi dan reaksi reduksi. Reaksi oksidasi untuk membedakan aldehid dan keton. Aldehid mudah sekali dioksidasi, sedangkan
keton tahan terhadap oksidator. Aldehid dapat dioksidasi dengan oksidator yang
sangat lemah, sedangkan reaksi reduksi terbagi menjadi
tiga bagian yaitu reaksi menjadi alkohol,
reduksi menjadi hidrokarbon, dan reduksi pinakol. Untuk mendeteksi adanya
aldehid dan keton adalah melalui analisis.
Aldehid yang penting untuk
diketahui adalah metanal / formaldehid. Metanal atau formaldehid merupakan gas
yang mudah terbakar, tidak bewarna dan beracun dengan bau yang menusuk dan
menyesakkan. Larutan 30 % formaldehid dalam air disebut formalin. Formalin
berfungsi sebagai desinfektan, bahan peledak, pengawet. Formaldehid dapat juga
digunakan sebagai pensteril alat-alat operasi dan perekat kayu. Diatas dapat
diketahui bahwa aldehid dan keton memiliki fungsi yang cukup besar dalam
kehidupan manusia dan dari itu perlu adanya pengetahuan mengenai identifikasi
aldehid dan keton sehingga hal tersebut yang melatarbelakangi diadakannya
praktikum ini.
1.2 Tujuan
·
Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan mengetahui
reaktifitas senyawa aldehid dan keton.
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
Sebagian besar komponen-komponen
flavor yang terbentuk melalui reaksi-reaksi Mailard adalah dari golongan
aldehida, keton, diketon dan asam-asam lemak rantai pendek. Selain itu,
senyawa-senyawa heterosiklik yang mengandung nitrogen, sulfur atau kombinasi
keduanya juga berkontribusi dalam pembentukan flavor dari bahan organik yang
mengalami reaksi-reaksi pencoklatan. Namun, pembentukan flavor dari golongan aldehida,
keton, alkohol, ester dan asam-asam dari komponen lemak-minyak dalam bahan
organik tanaman, secara alami mungkin saja dapat terjadi terutama selama
penyimpanan, melalui reaksi hydroxyacid cleavage membentuk senyawa-senyawa
lakton, atau reaksi beta oksidasi dan/atau reaksi oksidasi yang dikatalisis
oleh lipoksigenase (Yasni, 2003).
Keton adalah senyawa-senyawa
sederhana yang mengandung sebuah gugus karbonil sebuah ikatan rangkap C=O.
Keton termasuk senyawa yang sederhana jika ditinjau berdasarkan tidak adanya
gugus-gugus reaktif yang lain seperti –OH atau -Cl yang terikat langsung pada
atom karbon di gugus karbonil - seperti yang bisa ditemukan misalnya pada
asam-asam karboksilat yang mengandung gugus - COOH. Pada keton, gugus karbonil
memiliki dua gugus hidrokarbo yang terikat padanya. Sekali lagi, gugus tersebut
bisa berupa gugus alkil atau gugus yang mengandung cincin benzen. Disini kita
hanya akan berfokus pada keton yang mengandung gugus alkil untuk
menyederhanakan pembahasan (Novan, 2008).
Aldehida dan
keton bereaksi dengan berbagai senyawa, tetapi pada umumnya aldehida lebih
reakstif dibandingkan dengan keton. Kimiawan memanfaatkan kemudahan oksidasi
aldehida dengan mengembangkan beberapa uji untuk mendeteksi gugus fungsi ini.
Hasilnya mudah dilihat. Uji yang paling banyak digunakan untuk deteksi aldehida
adalah uji Tollens, Benedict, dan Fehling (Matta,1992).
Aldehid dan
keton merupakan kelompok senyawa yang memiliki gugus karbonil. Identifikasi
secara umum dapat dilakukan dengan test reaksi 2,4-dinitrofenilhidrasin. Reaksi
ini menunjukkan positif untuk gugus karbonil senyawa aldehid maupun keton
dengan terbentuknya senyawa 2,4-dinitrofenihidrasin berupa endapan berwarna
kuning/merah (Abraham, 2010).
Aldehid dan
keton merupakan dua dari sekian banyak kelompok senyawa organik yang mengandung
gugus karbonil. Suatu keton menghasilkan dua gugus alkil yang terikat pada
karbon karbonilnya. Gugus lain dalam suatu aldehid dapat berupa alkil, aril
atau H. Aldehid dan keton lazim terdapat dalam system mahluk hidup. Banyak
aldehid dan keton mempunyai bau khas, yang membedakannya umumnya aldehid berbau
merangsang dan keton berbau harum (Fessenden, 1986).
Aldehid dan
keton bereaksi dengan alkohol membentuk masing-masing heniasetal dan hemiketal.
Karena monosakarida mempunyai baik, gugus aldehid atau keton ditambah gugus
alkohol, maka pembentukan hemiasetal atau hemiketal dapat terjadi didalam untuk
menghasilkan suatu struktur cincin atau lingkaran karena adanya tegangan sudut
ikatan struktur cincin beranggotakan 5 dan 6 lebih menguntungkan bagi gula
(Sulaiman, 1995).
BAB
III
METODOLOGI
3.1
Alat dan Bahan
Alat
·
Botol semprot
·
Gelas Piala 100 ml /
500 ml
·
Gelas ukur 100 ml dan
25 ml
·
Pipet tetes
·
Erlenmeyer 250 ml / 100
ml
·
Tabung reaksi + rak
·
Penjepit tabung reaksi
·
Pipet volume
·
Batang pengaduk
Bahan
·
KMnO4
·
Aldehid
·
Keton
·
Etanol
·
Aquades
·
NaHSO3
·
Asetaldehid
·
pH indicator universal
·
Protein
·
Formaldehid
·
Aseton
3.2
Cara Kerja
3.2.1 Identifikasi
Aldehid dan Keton
1) Menyiapkan
dua buah tabung reaksi yang kering dan bersih.
2) Tabung
reaksi 1 : menambah 1 ml aldehid
dan 3.0 ml H2SO4 40%
Tabung reaksi 2 : menambah 1 ml keton dan 3.0 ml H2SO4 40%
Tabung reaksi 2 : menambah 1 ml keton dan 3.0 ml H2SO4 40%
3) Menambahkan
1-2 tetes alkohol kepada masing-masing tabung diatas dan tabung
digoyang-goyang. Penambahan bisufit akan menyebabkan hanya ada satu fase
cairan.
4) Menambahkan
3 ml air suling, jika terbentuk senyawa padat agar menjadi larut.
5) Mengamati
apa yang terjadi.
3.2.2 Reaksi
Oksidasi (Pembentukan Asam Karboksilat)
1) Memasukkan
10 ml larutan formaldehid (metanal) kedalam gelas piala yang bervolume 100 ml.
2) Menambahkan
oksidator kalium permanganate (KMnO4) sebanyak 2 ml
3) Mengaduk
dengan batang pengaduk untuk mempermudah masuknya oksigen dari udara.
4) Mengukur
pH campuran, jika pH telah asam berarti reaksi sudah berlangsung.
3.2.3 Reaksi
Formaldehid dengan Protein
1) Menyiapkan
dua buah tabung reaksi yang kering dan bersih.
2) Menambahkan
5 ml protein kedalam masing-masing tabung.
Untuk tabung reaksi I : menambahkan 10 tetes formaldehid
Untuk tabung reaksi II : menambahkan 10 tetes larutan aseton
3)
Membandingkan hasil
kedua reaksi
BAB
IV
HASIL
PENGAMATAN
Percobaan
|
Tabung reaksi
|
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
Identifikasi aldehid dan keton
|
I
|
Aldehid
+ NaHSO3
+
alkohol
+
air suling kalau perlu
|
-
|
II
|
Keton
+ NaHSO3
+
alkohol
+
air suling kalau perlu
|
-
|
|
Reaksi oksidasi
|
I
|
Asetaldehid
+ KMnO4
|
Warnanya
berubah menjadi coklat
pH
5 › asam lemah
|
Reaksi dengan protein
|
I
|
Protein + formaldehid
|
Proteinnya
menggumpal
|
II
|
Protein + Aseton
|
Tidak
terjadi perubahan / tidak bereaksi
|
BAB
V
PEMBAHASAN
Aldehida dan keton merupakan
kelompok senyawa organik yang
mengandung gugus karbonil. Aldehid dikenal dengan rumus RCHO, sedangkan suatu
keton mempunyai dua gugus alkil yang terikat pada karbon karbonil dengan rumus
RCOR. Pada praktikum yang berjudul identifikasi senyawa aldehid dan keton
dimana tujuan diadakannya praktikum ini agar mahasiswa mampu mengidentifikasi
dan mengetahui reaktifitas senyawa aldehid dan keton. Dalam praktikum ini juga membutuhkan alat serta bahan
agar dapat melaksanakan praktikum, praktikan menggunakan alat seperti botol
semprot, gelas piala 100 ml / 500 ml, gelas ukur 10 ml dan 25 ml, pipet tetes,
erlenmeyer 250 ml / 100 ml, tabung reaksi + rak, penjepit tabung reaksi, pipet
volume 5 ml serta batang pengaduk sedangkan bahan yang digunakan adalah KMnO4,
aldehid, keton, etanol (alkohol), aquades, NaNHSO4, asetaldehid, pH
indikator universal, protein, formaldehid dan aseton. Percobaan dibagi menjadi
tiga yaitu percobaan satu ialah identifikasi aldehid dan keton, percobaan kedua
ialah reaksi oksidasi (pembentukan asam karboksilat) dan yang terakhir adalah
mereaksikan formaldehid dengan protein. Dalam pelaksanaan praktikum dosen
pembimbing menyarankan agar setiap kelompok melakukan ketiga percobaan dengan
cara melakukan percobaan yang berbeda-beda disetiap kelompoknya dan melakukan
pertukaran percobaan jika kelompok telah melakukan percobaan serta sudah mendapatkan
hasil dari percobaan yang dicoba kelompok tersebut.
Pada
percobaan pertama yaitu mengidentifikasikan aldehid dan keton dimana menyiapkan
dua buah tabung reaksi yang kering dan bersih dan ditetesi sebanyak 1 ml pada tiap tabung
reaksi yang dimana pada tabung reaksi pertama ditetesi aldehid dan 3,0 ml NaHSO4 40
% sedangkan tabung kedua ditetesi keton dan 3,0 ml NaHSO4. Pada tabung reaksi yang
telah ditetesi, kembali diberi alkohol sebanyak 1-2 tetes yang kemudian
praktikan mengoyang-goyangkan tabung reaksi agar larutan bercampur. Pada
percobaan ini, dosen pembimbing praktikum tidak dapat melakukan percobaan yang dikarenakan bahan dalam melakukan
percobaan ini tidak ada.
Pada
percobaan kedua yaitu reaksi oksidasi (pembentukan asam karboksilat) dimana
prosedur kerja yang dilakukan praktikan dalam percobaan ini ialah memasukkan 10
ml larutan asetaldehid atau etanal kedalam gelas piala yang bervolume 100 ml.
Pada gelas piala ditambahkan juga oksidator kalium permanganat (KMnO4)
sebanyak 2 ml yang kemudian diaduk menggunakan batang pengaduk yang telah
disediakan dengan tujuan agar mempermudah masuknya oksigen dari udara. Setelah
dilakukannya pengadukan maka pengukuran pH yang didapat adalah 5 (asam lemah)
dan terjadi perubahan warna menjadi coklat. Dari percobaan ini dapat
disimpulkan bahwa reaksi antara kedua senyawa sudah berlangsung karena pH sudah
menjadi asam.
Pada
percobaan ketiga yaitu mereaksikan formaldehid dengan protein dimana prosedur
kerja yang dilakukan oleh praktikan ialah dengan menyiapkan dua buah tabung
reaksi yang kering dan bersih. Pada tabung reaksi pertama ditetesi 5 ml protein
serta ditambah 10 tetes formaldehid sedangkan pada tabung reaksi kedua juga
ditetesi 5 ml protein tetapi ditambahkan 10 tetes larutan aseton sehingga
pengamatan yang dapat dilihat yaitu pada tabung reaksi pertama terlihat bahwa
protein menggumpal sedangkan pada tabung reaksi kedua tidak terjadinya
perubahan atau tidak bereaksi. Pada percobaan ini dapat disimpulkan bahwa kedua
senyawa yang telah dicampur tidak bereaksi.
BAB VI
PENUTUP
PENUTUP
6.1
Kesimpulan
Mengidentisifasikan
senyawa aldehid dan keton dapat dibedakan karena aldehid dioksidasikan menjadi
asam karboksilat sedangkan keton tidak mudah teroksidasi. Reaktifitas pada
aldehid dan keton ada dua yaitu reaksi oksidasi dan reaksi formaldehid dengan
protein.
6.2
Saran
Saran pada praktikum yang telah dilaksanakan ialah kepada
pihak laboratorium hendaknya menyediakan bahan praktikan untuk melaksanakan
praktikum sehingga pelaksanaan disetiap percobaan dalam praktikum tidak
terganggu.
DAFTAR PUSTAKA
Abraham. 2010. Deteksi
Adanya Pemalsuan Minyak Melati Dengan Menguji Putaran Optik Menggunakan Polimeter WXG-. Semarang : Fakultas Tehnik Universitas Ponegoro.
Fessenden.
1986. Identifikasi
Senyawa Aldehid dan Keton. Jakarta : Erlangga.
Matta. 2009. Senyawa Aldehid
dan Keton. Surabaya : Gramedia.
Novan. 2008. Pengantar Kimia Organik dan Hayati. Surabaya : Gramedia.
Sulaiman. 1995. Kimia organik. Medan : USU Press.
Yasni. 2003. Kimia Organik Edisi Keenam. Jakarta : Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar