LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

Disusun Oleh :
Nama :
Suman Maruli Tua.M
NPM :
E1G013068
Prodi :
Teknologi Industri Pertanian
Kelompok :
1 (Satu)
Hari / jam :
Rabu / 12:00-13:40
Tanggal : 26 November 2014
Ko-Ass :
1. Rohmat Fauzi
2. Weka M Bangun
Dosen :
1. Hasan B. Daulay, Drs., MS
2. Devi Silsia, Dra., M.Si
3. Fitri Electrika Dewi S., STP, M.Sc
Objek Praktikum :
IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2014
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Energi sangat diperlukan pada setiap
langkah mahluk hidup, tanpa adanya energi berarti tidak ada kehidupan. Sebagian
besar porsi dari makanan/pakan yang dikonsumsi oleh ternak ataupun manusia digunakan
untuk memenuhi
kebutuhan energy, karena reaksi anabolik
dan katabolik
dalam tubuh memerlukan energi. Salah satu dari
berbagai macam sumber energi
adalah karbohidrat. Karbohidrat melingkupi senyawa-senyawa yang secara kimia
berupa hidroksi aldehida dan hidroksi keton. Karbohidrat adalah komponen utama
dalam jaringan tanaman. Contoh makanan yang mengandung karbohidrat adalah pada tepung, gandum,
jagung, beras, kentang, sayur-sayuran dan lain sebagainya. Jagung di
Indonesia merupakan bahan pangan penting sumber karbohidrat kedua setelah
beras. Di samping itu juga digunakan sebagai pakan ternak dan bahan baku
industri. Kebutuhan jagung di Indonesia untuk konsumsi meningkat 5,16% per
tahun, sedangkan untuk kebutuhan pakan ternak dan industri naik 10,87% per
tahun.
Karbohidrat diklasifikasikan dalam 5
jenis yaitu : monosakarida, disakarida, trisakarida, polisakarida dan mixed polisakarida tetapi berdasarkan jumlah monomer penyusunnya dibagi
menjadi 3 (tiga) jenis karbohidrat yaitu : monosakarida, oligosakarida,
polisakarida. Satu gram karbohidrat dapat menghasilkan
energi sebesar 4 (empat)
kkal. Walaupun karbohidrat tidak dianggap esensial seperti asam amino dan asam
lemak esensial, tetapi makanan sehari-hari harus mengandung sejumlah
karbohidrat karena karbohidrat penting untuk kesehatan dan kesejahteraan
manusia.
Karbohidrat merupakan produk akhir utama penggabungan
fotosintetik dari karbon anorganik (CO2) ke dalam zat hidup. Karbohidrat
bertindak sebagai sumber karbon untuk sintesis biomolekul lain dan sebagai
bentuk cadangan polimerik dari energi. Karbohidrat juga dapat didefinisan
sebagai polihidroksialdehid atau polihidroksiketon dan derivatnya. Suatu
karbohidtrat merupakan suatu aldehid (-CHO) jika oksigen karbonil berkaitan
dengan suatu atom karbon terminal dan suatu keton (=C=O) jika oksigen karbonil berikatan sengan suatu karbon terminal. Dalam alam, karbohidrat
terdapat dalam monosakarida, oligosakarida dan polisakarida. Karbohidrat mempunyai peranan penting dalam menentukan
karakteristik bahan makanan misalnya: rasa, warna, tekstur, dan lain-lain. Sedangkan dalam tubuh,
karbohidrat berguna untuk mencegah timbulnya ketosis, pemecahan protein tubuh
yang berlebihan, kehilangan mineral, dan berguna untuk membantu metabolisme
lemak dan protein.
1.2 Tujuan
1.
Mengidentifikasi adanya karbohidrat dalam suatu bahan.
2.
Membedakan antara monosakarida dan di sakarida.
3.
Membuktikan adanya polisakarida.
4.
Membuktikan adanya gula pereduksi.
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
Karbohidrat
merupakan persenyawaan antara karbon, hidrogen, dan oksigen yang terdapat di
alam dengan rumus empiris Cn(H2O)n. Melihat rumus empiris tersebut,
maka senyawa ini pernah diduga sebagai “hidrat
dari karbon” sehingga disebut sebagai karbohidrat. Sejak
tahun 1880-an telah disadari bahwa
gagasan “hidrat
dari karbon” merupakan gagasan yang tidak benar. Hal ini
karena ada beberapa senyawa yang mempunyai rumus empiris seperti karbohidrat
tetapi bukan karbohidrat (Fessenden, 1986).
Biomolekul karbohidrat
merupakan golongan utama bahan organik dan
ditemukan pada semua bagian sel, terutama pada sel tumbuhan. Sel tumbuhan
paling banyak mengandung karbohidrat 50-80%
bobot kering sel yaitu karbohidrat selulosa. Karbohidrat juga merupakan
komponen gizi utama bahan makanan yang berenergi lebih tinggi dari biomolekul
lain. Satu makromolekul karbohidrat adalah satu polimer alam yang dibangun oleh
monomer polisakarida. Kedudukan karbohidrat sangatlah penting pada manusia dan
hewan tingkat tinggi lainnya, yaitu sebagai sumber kalori. Karbohidrat juga
mempunyai fungsi biologi lainnya yang tak kalah penting bagi beberapa makhluk
hidup tingkat rendah, ragi misalnya mengubah karbohirat (glukosa) menjadi
alkohol dan karbondioksida untuk menghasilkan energi (Hawab, 2004).
Monosakarida adalah monomer
gula atau gula yang tersusun dari satu molekul
gula berdasarkan letak gugus karbonilnya monosakarida dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu aldosa dan ketosa. Sedangkan menurut jumlah atomnya
dibedakan menjadi triosa, tetrosa dan
lain-lain. Monosakarida yang
mengandung gugus aldehid dan gugus keton dapat mereduksi senyawa-senyawa
pengoksidasi, seperti: ferrisianida, hidrogen peroksida dan ion cupro. Pada
reaksi ini gula direduksi pada gugus karbonilnya oleh senyawa pengoksidasi
reduksi. Gula reduksi adalah gula yang mempunyai kemampuan untuk mareduksi.
Sifat mereduksi ini disebabkan adanya gugus hidroksi yang bebas dan reaktif (Poedjiyadi, 2006)
Polisakarida adalah
polimer yang tersusun oleh lebih dari lima belas monomer gula. Dibedakan menjadi dua
yaitu homo polisakarida dan hetero polisakarida. Monosakarida
dan disakarida mempunyai rasa manis, sehingga disebut dengan "gula". Rasa manis ini disebabkan karena gugus hidroksilnya, Sedangkan Polisakarida tidak terasa manis karena molekulnya
yang terlalu besar tidak dapat dirasa oleh indera pengecap dalam lidah (Sumardjo, 2006).
BAB
III
METODOLOGI
3.1
Alat dan bahan
Alat yang di gunakan dalam praktikum ini
adalah sebagai berikut:
v Tabung reaksi
v Penjepit tabung reaksi
v Rak tabung reaksi
v Pipet tetes
v Sikat tabung reaksi
v Pengatur waktu
Bahan yang
di gunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
v Pereaksi molisch
v H2SO4 pekat
v Larutan iodium
v Pereaksi benedict
v Pereaksi millon
v Larutan uji (amilum, glikogen, sukrosa,
fruktosa, maltose, glukosa, arabinosa) masing-masing konsentrasi 1%.
3.2
Cara kerja
A. Uji Molisch
1. Memasukan 15 tetes larutan uji ke dalam
tabung reaksi.
2. Menambahkan 3 tetes pereaksi molisch. Mengaduk sampai homogen.
3. Memiringkan tabung reaksi, lalu mengalirkan dengan hati-hati 1 ml H2SO4
pekat melalui dinding tabung agar tidak bercampur.
Reaksi positif di
tandai dengan terbentuknya cincin berwarna ungu pada batas antara kedua
lapisan.
B. Uji Iodium
1. Memasukan 15 tetes larutan uji ke dalam tabung
reaksi atau porselin tetes.
2. Menambahkan 10 tetes larutan iodium.
3.
Mengamati warna spesifik yang terbentuk.
C. Uji Benedict
1. Memasukan kedalam tabung reaksi 5 tetes larutan
uji dan 15 tetes pereaksi benedict. Mecampurnya dengan baik.
2. Mendidihkanlah di atas api kecil selama 5 menit atau memasukan dalam penangas air mendidih
selama 5 menit.
3. Mendinginkan perlahan-lahan.
4. Memperhatikan warna atau endapan yang
terbentuk.
Reaksi positif di tandai dengan timbulnya endapan warna biru
kehijauan, kuning atau merah bata, tergantung pada kadar gula pereduksi yang
ada.
BAB
IV
HASIL PENGAMATAN
4.1 Hasil Pengamatan
A.
Uji Molisch
Bahan
|
Hasil Uji Molisch
|
Karbohidrat
|
Amilum 1%
|
Terbentuk warna ungu antara kedua lapisan
|
+
|
Glikogen 1%
|
Terbentuk warna kuning
|
-
|
Sukrosa 1%
|
Terbentuk warna kuning
|
-
|
Maltosa 1%
|
Warna bening tetap bertahan
|
-
|
Fruktosa 1%
|
Terbentuk cincin kuning
|
-
|
Glukosa 1%
|
Terbentuk warna kuning
|
-
|
Arabinosa 1%
|
Terbentuk warna kuning
|
-
|
B.
Uji Iodium
Bahan
|
Hasil Uji Molisch
|
Karbohidrat
|
Amilum 1%
|
Sampel warna berubah warna menjadi hitam dan berlapis
|
+
|
Glikogen 1%
|
Sampel berubah warna menjadi hitam
|
+
|
Sukrosa 1%
|
Sampel berubah warna menjadi orange
|
-
|
Maltosa 1%
|
Sampel berubah warna menjadi orange
|
-
|
Fruktosa 1%
|
Sampel berubah warna menjadi orange
|
-
|
Glukosa 1%
|
Sampel berubah warna menjadi orange pekat
|
-
|
Arabinosa 1%
|
Sampel berubah warna menjadi orange pekat
|
-
|
C.
Uji Benedict
Bahan
|
Hasil Uji Molisch
|
Karbohidrat
|
Amilum 1%
|
Warna tidak berubah
|
-
|
Glikogen 1%
|
Warna tidak berubah
|
-
|
Sukrosa 1%
|
Warna tidak berubah
|
-
|
Maltosa 1%
|
Terbentuk warna biru kehijauan
|
+
|
Fruktosa 1%
|
Terbentuk warna merah bata
|
+
|
Glukosa 1%
|
Terbentuk warna kuning (endapan)
|
+
|
Arabinosa 1%
|
Terbentuk warna kuning (endapan)
|
+
|
4.2 Pembahasan
Pada praktikum yang berjudul Identikasi
Karbohidrat dengan tujuan agar praktikan dapat mengidentifikasi adanya
karbohidrat dalam suatu bahan, mampu membedakan antara monosakarida dan
disakarida, mampu membuktikan adanya polisakarida dan mampu membuktikan adanya
gula pereduksi. Secara biokimia, karbohidrat adalah polihidroksil-aldehida atau
polihidroksil-keton atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa bila
dihidrolisis. Pada percobaan ini praktikan menggunakan alat yaitu tabung
reaksi, penjepit tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet tetes, sikat tabung
reaksi dan pengatur sedangkan bahan yaitu pereaksi molisch, H2SO4
pekat, larutan iodium, pereaksi benedict, pereaksi millon dan larutan uji
(Amilum, Glikogen, Sukrosa, Fruktosa, Maltosa, Arabinosa) masing-masing
konsentrasi 1%. Praktikan melakukan percobaan dengan berkelompok dimana
kelompok yang sudah ditentukan oleh pembimbing praktikum dimana praktikum melakukan
3 (tiga) percobaan untuk dapat menjawab tujuan dari praktikum ini.
Pada percobaan pertama yaitu uji
Molisch dimana memasukkan larutan uji Amilum 1%, Glikogen 1%, Sukrosa 1%,
Fruktosa 1%, Maltosa 1%, Arabinosa 1% sebanyak 15 tetes kedalam tabung pereaksi
dan setelah itu ditambah 3 tetes pereaksi molisch pada masing-masing larutan
uji yang kemudian diaduk sampai homogen. Setelah terlihat homogen maka
masing-masing larutan uji dimiringkan dan dialirkan 1 ml H2SO4
pekat melalui dinding tabung reaksi agar tidak bercampur. Larutan uji Amilum 1%
yang hanya terlihat cincin bewarna ungu dan larutan uji lainnya hanya terdapat
warna kuning. Pereaksi
molisch bereaksi dengan furfural membentuk senyawa kompleks berwarna ungu yang
disebabkan oleh daya dehidrasi asam sulfat pekat terhadap karbohidrat yang akan membentuk cincin berwarna ungu
pada larutan amilum. Hal ini menunjukkan bahwa uji molisch sangat spesifik
untuk membuktikan adanya karbohidrat sehingga larutan Amilum 1% dapat
disimpulkan mengandung karbohidrat. Semua jenis
karbohidrat akan berwarna merah apabila larutannya (dalam air) dicampur dengan
beberapa tetes larutan α-naftol (dalam alcohol) dan kemudian dialirkan pada
asam sulfat pekat dengan hati-hati sehingga tidak tercampur. Sifat ini dipakai
sebagai dasar uji kualitatif adanya karbohidrat (uji Molisch) (Sudarmadji, 2003).
Pada percobaan kedua yaitu uji Iodium
dengan memasukkan larutan uji Amilum 1%, Glikogen 1%, Sukrosa 1%, Fruktosa 1%,
Maltosa 1%, Arabinosa 1% sebanyak 15 tetes kedalam tabung pereaksi atau
porselin tetes dan setelah itu ditambah 10 tetes larutan iodium pada
masing-masing larutan uji sehingga didapat pada larutan amilum 1% dan glikogen
1% terdapat karbohidrat sedangkan larutan uji lainnya berubah warna tetapi
lebih kewarna orange. Pada pengujian ini, saya sulit dalam menemukan literatur
yang berkaitan dengan uji iodium sehingga berdasarkan percobaan itu hanya bisa
menyimpulkan pada bahan amilum 1% dan glikogen 1% terdapat karbohidrat.
Pada
percobaan kedua yaitu uji Benedict dengan memasukkan larutan uji Amilum 1%,
Glikogen 1%, Sukrosa 1%, Fruktosa 1%, Maltosa 1%, Arabinosa 1% sebanyak 5 tetes
kedalam tabung pereaksi dan setelah itu ditambah 15 tetes pereaksi benedict
yang kemudian dicampur dengan baik. Setelah dilakukan pengadukan maka
masing-masing tabung reaksi di panaskan dengan api kecil selama 5 (lima) menit
dan setelah itu didinginkan perlahan-lahan. Pada pengujian ini didapat bahwa
Maltosa 1%, Fraktosa 1%, Glukosa 1% dan Arabinosa 1% mengandung gula pereduksi.
Pada hasil pengamatan yang didapat bahwa terbentuknya warna biru kehijauan dan
percobaan ini Saya anggap benar setelah membaca literatur mengenai uji benedict
ini. Warna biru kehijauan akan timbul apabila
larutan karbohidrat dicampur dengan asam sulfat pekat dan anthroe. Warna ini
timbul karena terbentuknya furfural dan hidroksi furfural sebagai senyawa
derifat dari gula-gula (Sudarmadji, 2003).
BAB V
PENUTUP
PENUTUP
6.1
Kesimpulan
o Mengidentifikasi
adanya karbohidrat dapat dilihat dari terbentuknya warna ungu pada larutan uji molisch pada
bahan Amilum 1% menunjukan
bahwa larutan tersebut mengandung karbohidrat.
o Monosakarida ditandai jika pada Monomer gula bereaksi dengan fosfomolibdat membentuk
senyawa berwarna biru. Sedangkan untuk membedakan larutan di sakarida di tandai
dengan terbentuknya larutan yang
berwarna biru dan bagian bawah terdapat
endapan kemerahan bila didihkan cukup lama hingga terjadi hidrolisis.
o Untuk membuktikan adanya
polisakarida di tandai dengan terbentuknya warna biru tua pada bahan
praktikum yang diamati.
o Untuk membuktikan adanya gula
pereduksi dilakukan dengan pengujian uji benedict yang di tandai dengan adanya
endapan warna biru kehijauan, kuning atau merah bata, tergantung pada kadar
gula pereduksi yang ada seperti pada bahan Fruktosa 1%.
6.2
Saran
Saran Saya pada praktikum yang telah dilaksanakan ialah
hendaknya pihak laboratorium menyediakan bahan-bahan yang diperlukan praktikan
saat praktikum karena akan terasa sulit atau cenderung sukar ketika alat itu
tidak ada sehingga kekurangan itu merugikan praktikan dan pembimbing praktikum.
Seperti praktikum ini yang tidak tersedianya desktrin, laktosa dan galaktosa.
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden. 1986. Dasar-Dasar Kimia Organik. Binarupa
Aksara : Jakarta.
Hawab, HM.
2004. Pengantar Biokimia. Bayu Media Publishing : Jakarta.
Poedjiyadi,
Anna. 2006. Dasar-DasarBiokimia. UI-Press : Jakarta.
Sumardjo, Damin. 2006. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah
Mahasiswa Kedokteran. Buku Kedokteran EGC : Jakarta.
\
JAWABAN PERTANYAAN
1. Mengapa
uji molisch disebut sebagai uji yang bukan sfesifik untuk karbohidrat?
Jawab : karena uji molisch
jika reaksi positif maka ditandai dengan terbentuknya cincin berwarna ungu pada
batas antara kedua lapisan. Sedangkan uji yang spesifik untuk nkarbohidrat itu
terjadi pada uji iodium.
2. Pada
percobaan uji benedict manakah yang menunjukkan hasil negatif? Mengapa?
Jawab : yang menunjukkan hasil negatif adalah amilum,
hal ini terjadi karena pada uji benedict reaksi positif ditandai dengan
timbulnya endapan warna biru kehujauan, kuning atau merah bata, tergantung pada
gula pereduksi yang ada, namun pada amilum hanya terbentuk warna biru saja, jd
tidak bisa dikatakan uji positif.
3. Jelaskan
uji lain yang dapat digunakan untuk membuktikan adanya gula pereduksi!
Jawab : bahan lain yang dapat
membuktikan adanya gula pereduksi adalah uji fehling dan uji tollens karena,
memiliki rasa manis, sehingga sering disebut gula. Rasa manis dari gula disebabkan oleh gugus
hidroksilnya. Sifat mereduksi kedua pereaksi ini disebabkan adanya gugus
aldehid atau keton bebas dalam molekulnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar